Menjual Bandeng Cabut Duri Untung Muslim Semarang

Profil Pengusaha Sukses Muslim 



Tidak mudah bagi Muslim memulai usaha. Namun tekat menjadi pengusaha menghantarkan sosoknya seperti sekarang. Dia dikenal sebagai pengusaha bandeng cabut duri. Bukan perkara mudah sekali lagi, dia pernah bekerja menjadi kuli panggul, cleaning service, menjajal jualan bakso, kemudian bisnis pengiriman paket.

Semua dilakoni Muslim guna memenuhi kebutuhan keluarga. Selain, memenuhi hasratnya menjadi pengusaha sukses, siapa sangka setelah tiga tahun barulah berasa sukses. Muslim mau bekerja apapun. Hingga dia mulai menggeluti bisnis bandeng. Inspirasi bisnis berkat ketrampilan yang ditularkan teman asal Rusun Kalegawe.

"Karena saya ingin belajar, saya sampai ikut juga mengantarkan pesanan (bandeng)," imbuhnya. Mulai lah dia belajar seluk beluk bandeng cabut duri. Selepas paham betul dia lantas mengajak beberapa teman membuka usaha ini.

Sayang tidak kecocokan membuat mereka bubar. Muslim memilih berbisnis bandeng cabut duri sendiri. Ia cuma berpikir usaha tersebut belum banyak di Semarang. Bermodal uang tiga jutaan ditambah tekat kuat jadi tenaga tambahan Muslim.

Bisnis nekat


Dia cuma berbekal peralatan seadanya buat cabut duri. Uang Rp.3 juta dibelikan 10 kilogram ikan bandeng. Lalu dia mencabut durinya lewat teknik khusus. Selesai ia lantas memasarkan produknya lewat acara arisan atau pertemuan warga. Lambat laun usaha dijalankan Muslim dikenal masyarakat.

Pembeli tidak cuma orang Semarang, hingga luar kota. Usaha tersebut memang masih baru lantaran berdiri pada 2013 silam. Meski begitu usaha ini jangan dipandang sebelah mata. Jika awal hanya mengolah 10kg sekarang dia mengolah 65kg bandeng cabut duri. Bandeng tersebut lantas dipasarkan ke Pasar Kaligawe, Semarang.

Muslim tidak memakai jasa pemasok. Kalau kamu mau menjadi penjual baiknya datang langsung. Jadi bisa memilih langsung bandeng berkualitas dan barapa banyak dibutuhkan. Proses produksi masih memanfaatkan rumah sendiri. Dia sendiri memilik target membuka pabrik bandeng cabut duri sendiri.

Ia membuka tempat lagi tepatnya di sebelah timur rumahnya. Dia dibantu empat orang karyawan. Tugas mereka berbeda- beda mulai membersihkan ikan, menyembelih ikan dan membersihkan kotoran, mencabut duri, sampai ke pengemasan di freezer.

Tips memilih bandeng ialah masih segar, tidak terlalu kenyal ataupun gembur, lalu mata ikan juga tidak merah. Jika dulu sendirian bekerja dari pagi menjelang sampai larut malam. Kini, dibantu karyawan, usahanya baru dimulai pukul 9 pagi, istrihat pukul dua belas, lalu dilanjutkan kembali pukul setengah satu sampai setengah lima.

Bagi Muslim apa dikerjannya dimasa lalu adalah kewajiban. Bagi kamu mau jadi pengusaha sukses harulah bekerja keras. Tidak mengenal kata libur. Adalah kewajiban memastikan permintaan pelanggan. Rajinlah berpromosi meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang produk kita.

Usaha ini menang tender mengirim ke RSUP Dr. Karyadi, juga sudah masuk dua restoran di Semarang, dan masuk pasar tradisional. Ekspansi bisnis Mulsim termasuk nuget bandeng yang dipesan RSUP Dr. Karyadi baru- baru ini. Produk nuget karyanya mencapai 30- 35kg.

Meski sudah sukses masalah juga ada. Termasuk bagaimana mensinergi usaha, termasuk dengan pemerintah, kemudian startegi bisnis mendatang, bagaimana menata keuangan dan lainnya. Dia mengaku butuh seorang konsultas bisnis. Bandeng cabut duri diharapkan dia menjadi oleh- oleh khas selain bandeng presto.


Usaha dilakoni Muslim bukan tanpa hambatan. Namun dukungan istri terutama, Bu Fikri, membuat ayah dua anak ini tetap maju. Ketika ditemui mahasiswa magang sang istri tengah membantu. Waktu itu dia tengah jadi pengganti pegawai yang sedang pulang kampung. Pengusaha 32 tahun ini merupakan warga Tambakaji, Ngaliyan.

Muslim mengaku keluarga merupakan faktor utama. Awal usahanya untuk menghidupi keluarga. Mulai dari menyekolahkan anak dan hidup tenang. Dengan dukungan keluarga usahanya tumbuh stabil. Meskipun telah sukses dia tetap sederhana.

Omzet Muslim mencapai Rp.50 juta per- bulan. Faktor sukses seorang Muslim adalah konsisten, terutama soal kualitas produk, termasuk bertanggung jawab jika terjadi masalah dipengiriman. Bahkan Muslim berani mengganti jika ada masalah. Merajakan pelanggan ialah cara Muslim memenangkan hati pelanggan.

Kendala lain yaitu dimana pada bulan sembilan dan delapan susah dapat ikan. Harga ikan juga naik di bulan tersebut.

"Teruslah belajar dan mencoba serata jangan takut gagal. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya" saran dari Muslim.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Biografi-tokohpenemu.blogspot.com

Post Comment

0 komentar:

Posting Komentar