Pemilik Borneo Studio Wirausahakan Foto

Profil Pengusaha Hamka Alwi 


 
Hidup dalam keluarga bakul ikan. Hamka Alwi bangkit ketika dia menemukan hobi. Dulu para tetangganya cuma mengenal dia sebagai kuli panggul ikan. Tetapi semua berubah ketika dia menemuka fotografi. Walau pada akhirnya ia harus bekerja keras untuk membuktikan.

Pemuda asal Toli toli Tengah, Sulawesi Tengah, tidak capek meski harus jualan ikan. Sejak pulang sekolah Alwi kecil langsung bekerja keliling menjajakan ikan. Sekolah dasarnya sering terganggu, terpaksa pula ia ikut bekerja, meski begitu Alwi tetap yakinkan sekolah nomor satu.

"Tenaga saya lebih dibutuhkan untuk mencari nafkah. Tapi saya menegaskan, sekolah penting," tegas Alwi. Ia menyebut bukanlah gelar, bukan pula uang. Apa yang dikejarnya ialah pengetahuan. Maka mulai dini hari dia sudah berangkat bekerja sendiri sebagai biaya sekolah.

"Sepulang sekolah, saya masih berjualan keliling menawarkan ikan," kenangnya.

Walau harus bekerja dan bersekolah, dia tetap berprestasi lewat dua ekstra kulikuler, yakni Paskibra dan juga Pramuka.

Ia juga dipercaya menjadi ketua kelas. Dia juga selalu mendapat peringkat satu di kelas. Duduk di bangku kelas 2 SLTP pun tidak berhenti berprestasi. Alwi menjadi salah satu pelajar berprestasi dari enam orang yang lolos mewakili SLTP N 7 Tarakan, mewakili sekolah mengikuti Jambore Nasional 1996 di Cibubur, Jakarta.

Tentu sang ayah bangga akan segala prestasi Alwi. Sayang, ketika masuk usia 16 tahun, maka masalah hidup kembali menekan keluarga terutama ayah. Tekanan dalam tempat kerja membuat ayahnya berhenti bekerja. Padahal setiap hari dia bekerja keras penuh waktu menyambung hidup.

Bakul ikan itu akhirnya kehilangan pekerjaan. Kondisi tersebut membawa keluarga mereka menggelandang. Alwi bahkan menyebut mereka terusir dari rumah. Ayah Alwi terpaksa bekerja serabutan bertahan hidup. Ia juga ikut merasakan dampaknya.

Alwi bekerja menjadi kuli panggul ikan. Ia juga pernah menjadi penarik grobak, jadi nelayan, berjualan kue keliling, bahkan pemulung. Ia pernah juga menyewakan Playstation sampai Komik. "...hingga salesman pun saya kerjakan, demi menyambung hidup dan tetap bersekolah."

Dia selalu menjaga semangat belajarnya. Jiwa seni seorang Alwi juga tergolong besar. Dituntun rasa ingin tau yang besar sampailah dia kepada dunia komputer. Sambil iseng- iseng dia mulai hobi baru, salah satunya ya memperbaiki foto uang yang telah rusak. Berkat komputer dia memperbaiki jadi utuh dan bagus lagi.

Bisnis digital


Sambi kuliah manajemen informatika D2, Alwi menekuni hobi barunya dan dijadikan bisnis menjanjikan yakni memperbaiki foto. Ia terinspirasi pepatah kuno Bugis, "Resopa Temmanginngi Malomo Nalettei Pammase Dewata," artinya "hanya dengan bekerja keras kita akan mendapatkan kesuksesan dan Rahmat Allah SWT."

Sayang sekolahnya sempat terhenti karena bisnis surut. Kesukaran membiayai kuliah, Alwi mulai berbisnis kembali.

Tahun 2002, maka dia menjadi asisten pusat komputer di kawasan Tarakan. Sambil mengajar dia belajar beberapa animasi, video, dan dokumentasi. Alwi lantas melihat prospek disana terutama di foto. Karyanya memang memuaskan. Sampai dipasrahi mengurusi semua kegiatan studio dari praproduksi, produksi, sampai pasca.

Sampai akhirnya ia memiliki studio foto kecil buat pernikahan. Azka Home Editing menjadi awal baru bagi Alwi dalam bisnis foto. Hingga suatu pristiwa menyadarkan dirinya. Yakni dimana dia tidak sadar seenaknya menarik rol kameran analog di ruang terbuka. Foto pun terbakar rusak akibat ketidak tahuannya.

Semua otodidak sampai dia menyadari satu hal. Dia tidak bisa terus begini. Pelanggan sangat marah hingga ia dicap tidak profesional. Ketidak percayaan tersebut merebak bak virus. Nama usahanya diragukan bahkan banyak pelanggan kabur.

"Jangan pernah kecewakan pelanggan," tulisnya dalam buku Wirausaha Muda Mandiri 2012 oleh Rhenald Kasali.

Jika sebelumnya dia percaya akan otodidak. Kini, dia memilih berguru, maka satu- satunya yang dia anggap ahli di bidang foto, siapalagi kalau bukan Darwis Triadi.

Ngotot bisnis


Uang Rp.70.000 ribu dijadikan modal usaha Alwi. Tanpa studio foto sendiri, kini Hamka Alwi menjadi satu pemilik sembilan studio di pelosok pulau terpencil Tarakan, Kalimantan Timur. Alwi juga telah memiliki 48 karyawan hingga masuk salah satu semi- finalis Wirausaha Muda Mandiri 2009.

Tekadnya adalah mencapai angka 500 cabang hingga seluruh Kalimantan, Sulawesi, "...seantero nusantara melalui sistem kemitraan/franchise," tuturnya.

Tahun 2005, ketika internet semakin stabil, maka dia menemukan jalannya ke Darwis Triadi School of Photography. Alwi tengah mencari keterpurukan dari kejadian rol film diatas. Dia bertekad memperbaiki citra usahanya. Maka Alwi terbang ke Jakarta pada 2006, mendaftarkan diri mengikuti sesi fotografi.

"Darwis Triadi yang biasanya saya lihat di koran, majalah, dan televisi, kini ada dihadapan saya, mengajari saya tentang ilmu fotografi," Alwi bangga.

Sukses itu bukan soal berapa jumlah uang kamu punya. Tetapi kemauan serta kerja keras. Itulah Alwi yang bisa mendapatkan penghargaan Terbaik 1, Learn from the Best Darwis Triadi School of Photograph 2006. Ia sudah yakin akan membawa itu dalam bisnisnya di Tarakan.

Sebuah kepercayaan diri baru akan masa depan usaha lebih cerah. Dia mulai membangkitkan kembali pamor bisnis lewat ijasah diberikan sang guru. Berlajan lancar tetapi bukan cuma karena itu. Semua karena Alwi tak lekas putus asa serta terus berusaha mencapai tujuan.

Ia menggabungkan kesenia dan bisnis. Dalam tangkapan lensanya begitu indah mengundang decak. Kini, dia dipanggil berbagai acara mulai pernikahan anak pejabat, ataupun pengusaha setempat. Usahanya mendapat publikasi studio terlengkap asal Kalimantan Timur.

Alwi sadar selama ini bisnisnya hanya mengandalkan insting. Padahal rekan sudah mengajarkan dia tentang banyak hal. Termasuk di 2008, dimana dia meminjam uang koperasi untuk siap memindahkan studio di jalan utama Sudirman. Hasilnya tidak mengecewakan bermodal mengganti alat- alat operasional rusak; maka jadilah.

Jaringan bisni Alwi makin matang dan mendapatkan ganjaran Juara 1 Wirausaha Muda Mandiri tingkat se- Kalimantan. Menjadi semi- finilis WMM 2009 membuatnya bertemu banyak orang. Ketika itu dia diajak ikut roadshow ke berbagai daerah dari Jakarta sampai Bali. Semua biaya pesawat ditangguh oleh pihak Bank.

Alwi senang bukan kepalang karena naik pesawat. Karena waktu kecil dia pernah menginjak paku ketika asik melambaikan tangan ke atas melihat pesawat. Perjalanan tersebut dijadikan ajang baginya memperkuat jaringan bisnis. Dia mulai menerapkan apa yang disebutnya konsep waralaba studio foto hingga ke seluruh Indonesia.

Pengusaha muda pemilik brand bisnis Bornis Studio. Obsesinya adalah studio foto dan video terbaik tidak cuma se- Indonesia tapi Asia Tenggara. Dibawah satu bendera bisnis CV. Borneo Perkasa Kreasindo, berbisnis dalam hal fotografi, sekolah fotografi, gerai digital, bahkan klub bulu tangkis.

Dia adalah wirausaha muda. Gelar tersebut dianggapnya sebagai amanah. Dia senang ketika didaulat menjadi juri ajang kewirausahaan. Padahal menurutnya banyak wirausaha senior dihadapannya.

"Saya hanya bisa mensyukuri atas segala nikmat yang diberikan oleh Yang Maha Esa. Semoga saya tidak menjadi pribadi yang tamak, angkuh dan sombong," tutup Alwi.

Alasan Memilih Wirausaha Sendiri Conie P. Putri

Profil Pengusaha Conie Pania Putri



Menjadi pegawai tidak bahagia. Itulah kiranya penulis katakan ketika membaca kisah Conie. Wanita yang bernama lengkap Conie Pania Putri, 36 tahun, ternyata pernah mendapatkan gaji Rp.20 juta. Bahkan dia sudah punya mobil mewah dan rumah bernaung.

Kenapa masih berwirausaha dan berhenti bekerja. Conie mengaku tidak lekas puas. Bagianya ada satu hal yang kosong ketika dia bekerja untuk orang lain. Dia pernah bekerja sebagai penjual, admin, sampai naik pangkat manajer, perusahaan asal Palembang pada 2004 hingga 2012.

Memilih menjadi pengusaha karena tidak puas akan empat tahun. Meski naik pangkat sampai jadi Direktur Utama membawahi beberapa provinsi; dia tetap tidak puas.

Alumni Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang, yang mendapatkan banya fasilitas dari perusahaan ini resah. Fasilitas mewah tidak memuaskan Conie. Alasan bewisausaha Conie: Setinggi apapun jabatan yang anda miliki. Anda tetaplah pegawai. Sekecil apapun usaha anda, maka anda lah bosnya.

"Sekecil apapun usaha yang anda punya, anda lah bosnya," Conie bertutur. Keresahan bukan soal apa. Tapi dia sudah terbiasa difasilitasi orang lain. Kini, dia mau jadi pengusaha, berwirausaha berarti dia harus siap memulai dari nol.

Gaji besar menjadi direktur, tidak susah cari duit, tetapi Conie bosan. Jenuh tetap jadi karyawan mengikuti tiap kebijakan perusahaan. "...tidak bisa ambil kebijakan, itu perusahaan orang," gusarnya. Berkat relasi kuat serta pengalaman jadi presiden, Conie mantap keluar dan memilih membuka perusahaan sendiri.

Awal- awal diakuinya sukar banyak masa sulit membangun usaha. Uang modal boleh pinjam sana- sini, dia tidak turun semangat. "Pokoknya saya buka usaha sendiri," serius Conie. Ia sepakat melakukan kongsi usaha dalam bentu perusahaan PT. Srikandi Tiga Putri -usahanya memenuhi kebutuhan alat kesehatan.

Dengan sabar lambat laun usahanya punya jalan setelah tiga tahun. Dalam kurun waktu tiga tahun sejak tahun 2012, usahanya menghasilkan omzet Rp.1 miliar. Kerjanya pun tidak ngoyo karena keputusan ada ditangan. Ia menyebut dia lebih fleksibel soal waktu. Kalau dulu berangkat jam 7 pagi pulang malam karena lembur.

Sebagai wanita muslimah dia tidak lupa akan hak pegawai. Hak karyawan menjadi tonggak kejayaan dari perusahaan tersebut. Bahkan dia mengajak mereka bewisata sampai Singapura. Bekerja menurutnya sesuai hati nurani. Usaha itu juga menambah amalan seperti diajarkan oleh Rasulallah Nabi Muhammad.

Dia berharap kita juga mengikuti jejaknya berwirausaha. Memang butuh ektra sabar tuturnya, tetapi bukan berarti kita tidak bisa loh. Begitulah kisah pengusaha berjilbab -yang suka warna pink itu- yang juga aktif dalam kegiatan komunitas sedekah Jum'at.

Anak SMP Sukses Berbisnis Perlengkapan Olahraga

Profil Pengusaha Rizki Adventus 


 
Umur 18 tahun sudah sukses berbisnis sendiri. Cerita klasik tetapi langka karena sedikit pengusaha muda di Indonesia. Kisah kali ini, Rafael Rizki Adventus, pemuda kelahiran Jakarta, 4 September 1994, yang sudah berbisnis sejak kelas 2 SMP. Waktu itu dijelaskannya memulai dari berbisnis network marketing.

Hingga kelas 3 SMP kesempatan mendatangi Rizki. Bisnis sebenarnya itu datang ketika sekolahnya butuh kostum basket dan futsal. Kebetulah ia salah satu pemain utama dalam tim olah raga sekolah. Suntikan aneka motivasi entrepreneurship memberika keberanian melangkah.

Mantap, dia menawarkan diri agar menjadi suplier perlengkapan olah raga. Fokus bisnis waktu itu memenuhi aneka kebutuhan akan pakaian olahraga, macam jersey, jaket, kaos basket ataupun futsal. Modal uang dia tidak pikirkan langsung tancap gas.

Rizki sendiri terlahir dari keluarga kurang mampu. Dia hobi bermain basket, futsal, ataupun olah raga pada umumnya. Dibanding teman sekolah, bisa dibilang mereka lebih berkemampuan secara finansial. Sukses bagi dia menyenangkan orang tua melihat Rizki sukses.

"...saya harus sukses," jelas Rizki kepada Merdeka.

Merek Motion dijadikan sandaran berbisnis modal pas- pasan. Niat dijadikan langkah pertama Rizki. Maka soal modal uang pun dapat diakali dia.

Kerja sama


Rizki bersekolah di SMPK Sang Timur Tomang. Disekitarnya hidup anak sebaya yang lebih berkecukupan. Ia sendiri sosok mandiri sejak kecil. Keberadaan lingkungan berbeda mendorong Rizki kreatif. Alasannya ia ingin "mengikuti" gaya mereka. Meski begitu faktanya secara ekonomi sama sekali tidak mendukung.

Agar mampu, maka dia berpikir keras mencari kesempatan lain. Rizki mulai mencoba berbisnis aksesoris ponsel. Ia lantas menjual produk kesehatan milik MLM. Bekerja keras dia mampu mencapai Top Seller di penjualan gelang kesehatan.

Bayangkan dia mampu menjual 49 gelang kurang dari satu bulan. Omzet Rp.7.350.000 dihasilkan anak bau kencur yang bahkan belum 17 tahun. Untung dia dapat bersih yaitu Rp.2.2.70.000, mendapat uang banyak mendorong Rizki ingin menjadi pengusaha sukses. Rekor penjualannya kembali ketika ia menjual pembalut wanita.

Tempo cepat ia mampu menjual 3 boks pembalut wanita cukup 45 menit setelah pembelian pertama. Lebih jelasnya produk dikeluarkan sore di malam hari sudah terjual 3 boks dalam 45 menit. Alhasil dia mendapat nama diantara pelaku usaha network marketing tersebut.

Sukses MLM justru memberikan efek negatif. Terutama bagi orang disekitar lingkungannya. Ia dilihat seperti menjual produk tidak bermutu. Rasa putus asa kala itu sama sekali tidak berasa. Rizki malah terus terobsesi memiliki usaha lebih.

Berbisnis MLM tidak lagi memuaskan hasrat. Bagianya pola pikir pemilik usaha menjadi obsesi. Dia ingin mempunya usaha sendiri. Mengendalikan perusahaan sendiri langsung tanpa perantara. Bersangkutan hobi Rizki ialah olah raga maka bisnisnya tidak jauh.

Ia mencari jalan bagaimana menjadi pengusaha muda. Ide membuat kostum futsal tidak mudah. Awal sekali ia merasakan betul sukar masuk ke bidang garmen. Tidak memiliki pengalaman, Rizki sempat putus asa buat mendekati pemilik garmen usaha. Sempat berpikir berhenti menggeluti usaha yang tengah diincar tersebut.

"Itu hal biasa, yang penting kita komitmen, fokus dan konsisten," jelasnya. Komitmen bermimpi menjadi satu pemilik usaha. Fokus kepada masa depan termasuk menentukan langkah apa. Penuh percaya diri datanglah Rizki ke salah satu tempat produksi.

Dengan penuh percaya diri diajukan proposal kerja sama. Memulai bisnis bernama Motion Sport seorang diri tanpa bantuan. Pemasaran memanfaatkan teknologi meliputi Facebook, Twitter, dan Kaskus. Cara lain ialah menjadi bagian dari aneka kegiatan olah raga.

Motion masuk ke kompetisi olahraga, mulai dari level terendah SD, SMP, SMA/SMK, hingga Universitas. Ia akhirnya berhasil mencetak angka Rp.100 juta pada September 2012. Anak kedua dari tiga bersaudara ini tidak mau sukses sendiri. Ia mengajak tiga temannya masuk menjadi bagian Motion Sport.

 www.motionsportindonesia.com

Mobil Jualan Pindang Ma Ecot Bandung Kisahnya

Profil Pengusaha Asep Fahmi 


 
Hidupnya tidak bisa berjauhan dengan pindang. Fakta hidup mahasiswa Institut Koperasi Indonesia (Ikopin) di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, bernama Asep Fahmi. Dia merupakan generasi ke- empat usaha yang dikenal seantero Bandung, yaitu Pindang Ma Ecot. Sejak kecil dia sudah diarahkan orang berwirausaha saja.

Jangan jadi pegawai begitu kiranya pesan orang tua. Tetapi mereka sama sekali tidak mengarahkan putranya meneruskan jejak keluarga. Alhasil pria 37 tahun ini sempat menanggur selama empat tahun. Dia sibuk tak jelas hingga menikah dengan seorang wanita bernama Noneng, 33 tahun.

Sempat menganggur maka usaha pertama dilakoni Asep adalah suplier ayam. Dia menjadi suplier ayam ke supermarket besar di Bandung. Lumayan hasil usahanya sampai dia bisa mengkredit mobil sendiri.

Takdir Tuhan


Enam sudah menjadi suplier ayam. Asep nampak tak betah bekerja begitu. Mulai lah dia berpikir bagaimana usaha sendiri. Tanpa tergantung orang lain seperti saran orang tua. Akhirnya Asep menganggur kembali dan ini membuat istrinya berkomentar. Kenapa sih tidak berbisnis pindang seperti orang tuanya.

Apalagi Asep masih harus membayar cicilan mobil. Berpikir ulang, dia akhirnya berniat melanjutkan bisnis pindang khas Nagreg. Padalah dia maunya menjual produk milik orang lain. "Dari istri dapat ide ngapain jual baru produk orang lain sementara produk orang tua sendiri sudah terkenal."

Ia pun setuju melanjutkan usaha jualan pindang pusaka warisan buyut. Meski warisan keluarga faktanya dia harus memulai usaha dari nol.

Dia berencana membuka usaha di Jalan Riau Martadinata. Modal tambahan selain resep ialah mobil pribadi yang belum lunas cicilan tersebut. Namun dia merasa khawatir karena disana merupakan daerah bebas PKL. "Saya takut digembok," imbuhnya.

Ia lantas berkeliling Bandung mencari tempat. Kebetulan Asep melewati Jalan Karapitan. Disana lah mulailah dia berjualan disana. "...disini sampai sekarang," tuturnya. Tepatnya dia berjualan belakang Horizon sejak di 2012. Lulusan marketing membuatnya tidak takut menjajakan produk.

Resep pindang pusaka tersebut dijual lewat mobil. Prinsip berjualan seperti layaknya PKL saja. Setiap hari dia tidak jenuh berjualan pidang.

Respon awal di tahun pertama menurutnya harus siap mental. Namanya berjualan kadang ramai, kadang juga sepi, dirasakan dia butuh mental sekuat mungkin. Tahun kedua pelanggan mulai terbentuk bahkan selalu saja ramai. Bahkan Sabtu- Minggu banyak pesanan datang terutama dari ibu rumah tangga.

Sehari dia menjual satu panci pindang berisi 150 pindang ikan mas ukuran Rp.15.000 sampai Rp.20.000.

Usaha warisan dari nol

Kalau ramai dia mampu menjual semua 150 pindang habis. Omzet Asep mencapai Rp.2 juta per- bulan dari jualan pindang saja. Asep mulai berjualan pukul 09.00 WIB hingga sore. Pukul 19.00 dia sudah kembali ke rumah di Nagreg.

Pulang ke rumah langsung tidur, karena besoknya dia dan istri harus bersiap membuat pindang. Pindang itu dibuat pas malamnya dijual di paginya.

"Capek sih, saya harus bangun pagi, berangkat ke Bandung jualan, kemudian balik lagi ke Negreg," kenang Asep.

Kelamaan terbiasa meski paling sulit diawal bangun tidur. Kalau sudah terbiasa bangun pagi ya dia mampu bangun pagi buta. Ia bekerja keras bersama sang istri. Rahasia kerja mereka ialah, istri mulai dari menyiapkan ikan mas, memproses matang sampai setengah matang. Ketika suami pulang, Asep mengolah itu jadi pindang.

Berjualan pindang selama empat tahun memberinya satu rumah makan di Nagreg. Dia mampu melanjutkan cicilan mobil bahkan mencicil rumah. Cicilan mobil yang diberinya nama Divisi Penjualan Pindang Pusaka Ma Ecot 2, Cabang Negreg, itu sudah lama terlunasi bahkan bisa beli lagi.

Sukses maka dia berencana membuka satu rumah maka lagi di Cianjur. Untuk Divisi Ma Ecot 2 masih dia pertahankan sebagai bentuk kedekatan ke masyarakat.

Sukses Asep membuat banyak orang mengikuti jejaknya. Beberapa bahkan malah mengaku- ngaku sebagai pindang Ma Ecot asli. Agar mengatasi hal tersebut, dia memperkuat rumah makan di Nagreg serta tanpa dia berhenti meyakinkan.

Awalnya orang tidak percaya orang yang berjualan di mobil itu asli. Apalagi nama Ma Ecot lebih dikenal oleh masyarakat asli Nagreg. Padahal Asep awalnya justru berjualan pindang lewat mobil keliling. "Tapi setelah mencoba, mereka tahu dari rasa," ujar bapak dua anak ini.

Bisnis Asep tidak berhenti di masakan Pindang. Ia juga menjual masakan khas Sunda, seperti pepes ikan mas, pepes ayam, telor ikan mas, rendang jengkol, abon ikan peda, kacang merah manis pedas, dan juga ada sambal goreng tempe.

Selain di Nagreg, Karawitan, kamu bisa menemukan olahan tersebut di tempat lain, tepatnya di Mekarwangi, Bandung. Tempat itu dikelolah oleh sang kakak, Ahmad.

Food Blogger Khusus McDonald James McGowan

Profil Pengusaha James McGowan


 
James McGowan tidak tertarik makanan McDonald's biasa. Tidak tertarik Big Macs, juga dia tidak tertarik akan McNuggets. Jangan bicarakan soal McMuffin juga. Bagianya dia berbicara tentang McSpecial's. Ini kisah seorang food blogger khusus McDonald.

Pria berumur 28 tahun bekerja sebagai developer software juga blogger, asalnya dari Amherstburg, Canada. Dimana hidupnya ialah soal makan. Sebagai food blogger fokusnya menulis di blog Travelling McD's, yang mana dia berburu menus spesial McDonald ke berbagai negara.

Sebagai tambahan kami memberikan sedikit informasi. Bahwa perusahaan McDonald memiliki menu spesial di setiap negara dimana franchise -nya berada. Selama lebih dari lima tahun, dia bersama seorang wanita, yang mana istrinya telah berkunjung ke 53 negara berbeda dan mereview 300 menu spesial- regional milik McD's.

Sebagai catatan dia tidak lupa mereview McDonald Jepang, dimana sedang booming McChocolate Potato, itu loh kentang goreng berbalut cokelat yang baru- baru ini diluncurkan. Dia memberikan nilai binta 3,5 dari lima. "Terhormat. Ada drama yang layak antara, garam, dan lemak utuh dalam penggorengan," ia jelaskan.

McGowan juga menikmati Curry Crab Stick Pie khas McD's Thailand. Dia memberikan nilai bintang empat meski penulis Metro.co.uk menyebutnya kurang menggugah selera.

"Saya masuk mengharapkan bahwa itu akan terasa seperti sedikit bubuk kari ditaburi dengan kepiting, tapi itu benar- benar pasta kari kuning bagus dengan bahkan sedikit cabai," tulisnya.

Dia agak tidak suka Chicken Teriyaki McRice dari McDonald. McGowan menyebut kurang menakjubkan. Ia tidak merasakan sesuatu spesial -maka dia memberikan bintang 2,5.

Menurutnya paling horor ialah Aloha Heat Burger dari Hong Kong. Dimana deskripsikan sebagai nanas yang yang dicampur keju sampai pedasnya jalapeno. Tetapi McChurros khas Korea sangat enak. Lalu ada juga dari Singapura yaitu Bubblegum McFizz yang "too blue" (menyedihkan.red).

Dia berbicara kepada The Wall Street Journal bahwa ada sekitar dua juta orang mengunjungi blognya, untuk alasan apapun.

Orang asing pernah berbicara kepadanya kenapa jauh- jauh ke Thiland tidak memotret kuil. Atau apapapun yang hubungannya dengan keindahan Thailanda bukan McDonald. Secara gamblang McGowan menyebut itu memang. Banyak orang berharap melihat kuil indah. Mereka tidak mengharapkan nasi salmon di McDs.

Tapi dia menambahkan, "Saya tidak merokok. Saya tidak minum. Inilah keburukan saya". Ia menikmati tiap menu McDonald di setiap negara. Meski junk food tidak baika buat kesehatan. Dengan PD -nya dia berkata berat badannya malah turun.

Lucunya ternyata meski menikmati McDonald, McGowan lebih memilih makanan sehari- hari yang dimasak oleh sang istri. Jadi jangan salah, apa yang dilakukannya sekedar hobi bukan kebutuhan konsumsi sehari- hari. "Kami juga menghindari makanan goreng kering semampu kami coba," imbuhnya.

Ia tidak dibayar ketika menikmati McDonald. Bahkan dia jarang menggunakan pesawat terbang untuk aktif berpergian. Dan, anehnya McDonald, dia masih "lovin' it". Dia berencana pergi ke Oman, Mongolia, Qatar, dan Vietnam.

Blog: www.travellingmcds.com

Baju Plastik Kresek Bekas LKP Bu Nandang

Profil Pengusaha Erni S. Nandang 



Fenomena kantung plastik berbayar nampaknya harus berkaca kepadanya. Sosoknya pendiri Lembaga Kursus Pelatihan (LKP) Bu Nandang. Adalah Erni Suhaina Ilham Fadzry, atau orang kenal jika memanggil namanya Erni S. Nandang. Sosok dibalik kesuksesan memanfaatkan barang bekas termasuk kertas kresek.

Perjalanannya sudah lama sejak 2008, memberdayakan masyarakat agar hidup lebih kreatif. Caranya ialah memanfaatkan barang bekas disekitar. Termasuk kertas kresek yang dijadikan aneka kerajinan. Mengolah sampah menjadi kerajinan menjadi satu- satunya solusi kita sekarang.

Total tiga kecamatan dirangkul Erni, dari Cilacap Tengah, Utara, dan Cilacap Selatan. Dalam metodenya ia memberikan pembelajaran entrepreneurship. Bagaimana cara berpikir di luar kotak menghadapi tumpukan sampah.

Prinsipnya harus merubahnya menjadi barang indah. Nilai seni akan mendongkrak barang bekas mempunyai nilai jual. "Slogan kami merubah sampah menjadi berkah," papar Erni. Menjadikan sampah menjadi indah dan juga menghasilkan pundi- pundi uang tentunya.

Pelatihan termasuk aneka workshop, seminar, serta sosialisasi langsung. Sebagai LKP, Bu Nandang tidak mau mematok peserta disetiap acaranya. Pada prinsipnya mereka bekerja untuk sosial entrepreneurship. Ia juga memberikan kursus reguler. Dimana pesertanya menurut artikel kami baca mencapai 700 -an orang.

Dia bersama mengarahkan warga menjadi wirausaha. Lantas mereka bersama bisa membangun kelompok sendiri yaitu kelompok bina usaha (KBU). Tujuannya adalah bersama mengerjakan bisnis daur ulang aneka sampah termasuk sampah kresek bekas.

Ada enam KBU terbangun berkat Bu Nandang. Usaha mereka mengerjakan aneka kerajinan sampah. Jika berbicara anggota maka kebanyakan merupakan ibu rumah tangga dan pemuda pengangguran.

Bekerja bukan bicara


Produk olahan sendiri dibagi menjadi dua jenis, yakni limbah dan non- limbah. Khusus non- limbah maksud dari itu adalah produknya bukan dari bahan bekas. Dimana variasinya kecil dibanding yang limbah. Kalau produk limbah antara lain dari limbah plastik kresek, kertas bekas, pecahan kaca, sampai elektronik jadi.

Produk jadinya meliputi hantaran pernikaha, tempat tisu, keranjang, ataupun aneka pernak- pernik souvenir. Ia menambahkan harga bervariasi mulai Rp.1.500 sampai Rp.100.000. Semuanya dijual melalui toko sendiri yang dikhususkan. Dua toko tersebut dimiliki langsung oleh LKP Bu Nandang.

Nantinya setia KBU tidak lagi pusing menjual. Mereka cukup menitipkan ditempat Erni. Pendapatan rutinnya mencapai rata- rata Rp.250.000 sampai Rp.2.000.000 per- bulan setiap KBU. Omzet LKP Bu Nandang sendiri mencapai Rp.100 juta sampai Rp.200 juta.

Lulusan Sastra Bahasa Inggris dari Universitas Padjajaran ini menyebutkan. Walau omzetnya besar tetapi ia menggunakan uang tersebut untuk perputaran modal. Termasuk digunakan untuk aneka kegiatan sosial dari Bu Nandang sendiri. Dana operasi pendidikan operasional selalui disiapkan untuk melatih warga sekitaran Cilacap.

Tidak cuma berhenti di Cilacap, Erni sudah merambah tempat lain termasuk sampai ke Jakarta. Melalui cara datang ke aneka pameran kewirausahaan ataupun seminar. Erni juga membuka kemungkinan buat kamu bisa masuk menjadi sponsor.

Pakaian kresek


Gebrakan terbaru LKP Bu Nandang ialah pakain pengantin. Loh, maksudnya? Usaha yang digagas Erni ini bagaimana merubah plastik kresek menjadi pakaian pengantin. Dibantu kreatiftas hal mustahil menjadi hal nyata. Baju pengantin dari bahan plastik tersebut bahkan dibandrol jutaan.

Erni mengaku mengantungi omzet Rp.10 juta setiap bulan. Ide pembuatan aneka pernak- pernik pernikahan sudah lama dijalankan Erni. Namun, di tahun 2010, ide gila muncul bagaimana menghadirkan plastik kresek hadir dalam pernikahan. Waktu itu salah satu anak didik LKP Bu Nandang ada yang mau menikah.

Dia merupakan murid terbaik LKP. Maka Erni berniat memberikan hadiah lebih dari sekedar aneka produk plastik kresek biasanya. Erni memutuskan membuat souvenir ditambah pakaian pengantinnya. Diluar apa ia maksud untuk produknya, banyak tamu malah tertarik hasil karya LKP Bu Nandang ini.

Semenjak itu permintaan akan aneka keperluan pernikahan berbahan kresek makin berdatangan.

Kesadaran akan lingkungan agak banyak mendorong penjualan. Ini membuat usaha kertas kreseknya maju pesat. Dia meyakinkan baju kresek tidak gampang robek. Tidak pula menimbulkan alergi kulit. Erni sudah memiliki cara mengatasi tingkat kebersihan plastik.

Bahan baku dikumpulkan Erni dari warga sekitar LKP Bu Nandang. Ada tempat khusus buat mengepul itu di tempat. Termasuk juga pemberian anggota LKP sendiri dari rumah masing- masing. Meski disoroti, Erni menolak kalau ia harus memakai kresek baru. Meski murah tetap Erni memilih kresek bekas karena alasan khusus.

"Kalau memakai kresek baru, nilai penyelamatan lingkungan tidak ada sama sekali," jelasnya. Prosenya itu memang panjang tetapi demi menjaga kualitas.

Pertama kresek dibersihkan lalu dipilah. Pilihlah platik tebal yang kuat karena memang ada kresek tipis. Lalu dia menggunakan alat khusus mengubah kresek menjadi lembaran. Kemudian kresek digulung diikat gelang karet. Ia lalu menyatukan itu menjadi bentuk segitiga. Kemudian baru ditempel dipola yang telah disiapkan Erni.

Setelah itu dijahit layaknya kain pada pakaian biasa. Pola kecil disatukan sedikit- demi sedikit menjadi satu bentuk baju pengantin. Ia menambahkan gliter berbahan kabel bekas agar lebih manis. Erni dibantu oleh para muridnya di LKP Bu Nandang

Dibutuhkan 1.000 lembar plastik kresek untuk sepasang pakaian pengantin. Agar menjaga bahan baku tetap tersedia, Erni bahkan rela membangun tiga gudang khusus. Gudang penyimpanan ini sempat diprotes oleh sang suami. Tetapi enteng Erni menjawab itu akan menjadi uang. Memang betul akhirnya ini menjadi bisnis unik.

Harga jual pakaian pengantin kresek menembus juta rupih. Nilai nominalnya tidak disebutkan, tetapi dapat ia sampaikan mencapai jutaan rupiah. Untuk aneka souvenir seperti replika candi Borobudur djual Rp.35.000 per- unit. Kecil- kecil dijual antara Rp.500 per- unit. Mereka dijual Erni dalam bentuk paket hantaran pernikahan.

Semakin banyak pesanan untung semakin besar. Pasalnya margin untung besar karena bahannya dari plastik bekas. Berbagai pelatihan masih dijalankan LKP Bu Nandang selain membuat fasion dari kresek.

Biografi Yasa Singgih Sosok Pengusaha dan Entrepreneur Muda

BiografiPengusaha.com - Pilihan menjadi seorang pengusaha telah dilakukan oleh Yasa Singgih sejak memasuki usia remaja. Yasa telah melalui berbagai kerikil dan jalanan yang tidak mulus untuk mengembangkan usahanya. Jatuh bangun ketika memulai sebuah usaha telah dirasakan sejak remaja.
Biografi Yassa Singgih Sosok Pengusaha dan Entrepreneur Muda

Alasan Berbisnis

Awal dari keputusannya menekuni dunia bisnis adalah tuntutan hidup yang memaksanya harus mandiri. Hal ini terjadi karena keadaan ayah yang menderita sakit jantung ketika Yasa duduk dibangku kelas 3 SMP. Keadaan ini memaksa Yasa untuk berpikir mengenai masa depannya dan juga mencari cara untuk mendapatkan pemasukan secara mandiri.

Upaya mencari pekerjaan dilakukan Yasa dengan melamar sebagai MC pada acara yang diselenggarakan sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta. Diberi kesempatan untuk mengisi hingga 3 kali dalam seminggu dengan gaji sebesar 350.000 tiap tampil. Merasakan kenikmatan dapat berpenghasilan sendiri membuat Yasa semakin semangat untuk mencari uang.

Awal mula mengenal Dunia Bisnis

Yasa mulai mengenal dunia bisnis ketika berusia 16 tahun. Yasa mulai terjun dalam bisnis skala kecil, Ia memilih bisnis online shop karena kemudahannya. Yasa menggunakan BBM sebagai media promosi produk kaosnya dengan brend Men’s Republic. Mengalami bisnis kaos, Yasa mengaku tidak memiliki basic mengenai seluk beluk kaos. Ia hanya mengandalkan keberanian untuk memulai usaha ini. Dalam benaknya hanya terpikir cara praktis yaitu ia dapat membeli kaos di pasar lalu menjualnya secara online.

Setelah memiliki bisnis online, Yasa mencoba peruntungannya dalam dunia bisnis kuliner. Yasa membuka kafe kecil dengan nama Teh Kopi di daerah Kebun Jeruk pada tahun 2012. Tidak menunggu lama, tepatnya 6 bulas setelah menjalankan bisnis di Kebun Jeruk Yasa memutuskan untuk membuka cabang di Mall Ambassador Jakarta Selatan.

Memiliki dua bisnis tidak membuat Yasa semakin tenang, hal ini dikarenakan bisnis yang dikelolanya mengalami kebangkrutan sehingga dampaknya adalah kerugian yang harus ditanggung. Setelah melakukan analisa, kebangkrutan terjadi karena kalkulasi-kalkulasi yang tidak tampak sehingga menyebabkan kegagalan. Yasa juga kurang bisa membagi waktu antara mengurus dua buah bisnisnya dan kewajubannya sekolah. Kerugian ini membuat Yasa harus membongkar tabungan hasil online shop untuk menutupi kerugian.

Puncaknya terjadi pada tahun 2013, Yasa resmi menutup bisnis-bisnisnya. Semua ini dilakukan kaerna nilai kerugian yang harus ditanggung Yasa tidak main-main yaitu sebesar 100 juta rupiah. Setelah menutup usahanya karena modal yang habis dan keinginan fokus dalam UN, Yasa kembali menekuni usaha yang telah dirintisnya. Dengan bendera Men’s Republic, Yasa menawarkan perlengkapan mode khusus pria. Mulai dari sepatu, jeans, kaos, jaket hingga celana dalam.

Yasa memasarkan produknya dengan bantuan sosial media yang kian marak dan mudah diakses. Kini omset yang diraih Yasa mampu menembus izin untuk menikah.



Seperti itulah biografi singkat dari Yasa Singgih, seorang pengusaha muda yang sukses memulai usahanya dari nol. Diharapkan biografi ini dapat memberikan motivasi dan insipirasi kepada banyak orang terkhusus kepada pembaca biografipengusaha.com untuk terus berkarya sesuai dengan keahlian masing-masing. Semoga bermanfaat.

Keripik Pisang Kharisma Buzamar Optimisme Petani Pisang

Profil Pengusaha Buzamar


 
Sering kali panen pisang di Lampung terlalu banyak. Bahkan saking banyaknya sampai harga anjlok. Alhasil ia sebagai seorang petani menelan pill pahit. Harga pisang menurun drastis sampai- sampai pisang seolah jadi limbah. Walau harga murah malah sepi pembeli memborong pisang.

Dia, Buzamar, lantas memiliki ide membuat usaha hilirisasi, maksudnya agar mendongkrak harga pisang. Dia juga mengakali minat konsumen akan buah tropis ini. Pilihan untuk berbisnis pisang olahan memang tidak salah. Buzamar lantas merubah pisang menjadi keripik ketika harga pisang murah.

Sekarang ia mampu memproduksi sampai 240kg setiap minggu. Ketika kamu berkunjung di tempat produksi miliknya, maka bau harum semerbak menghampiri.

Bisnis pintar


Sebagai petani pisang Buzamar sendiri pusing. Tujuh keliling dia memikirkan panen pisang melimpah, tetapi pembeli tidak meningkat. Bahkan cenderung sepi membuat pisang terbuang. Warga asli Desa Sungairambi Utara, Kec. Pariaman Utara ini, melihat harga pisang jatuh anjlok.

Tahun 2006, ia memutuskan untuk merevolusi hidupnya, tidak dapat dibiarkan terus menerus harga pisang hasil panen anjlok. Uang Rp.150 ribu digunakan untuk mengolah empat tandan pisang jadi keripik. Lalu dia mengemasnya dalam plastik kecil dan menjualnya.

Untuk mempermudah penjualan dijualah kecil- kecil. Ia membungkus pisang kecil dijual Rp.500 -an. Yang lantas dia titipkan ke warung- warung. Awal berbisnis respon pembeli biasa saja. Hasilnya keripik buatannya banyak tak laku. Meski begitu suami wanita bernama Marniati ini, tidak mau menyerah seketika.

Pria 48 tahun ini memilih memperbaiki keripik pisangnya. Mulai bentuk keripik, rasa, sampai kemasan lantas diperbaiki olehnya.

Mengkoreksi bisnis memang benar adanya. Kesalahan itu diperbaiki hingga mendongkrak penjualan. Makin lama nama keripik pisanya mendapatkan tempat di hati. Usaha bernama Kharisma Flora tersebut tidak lagi tidak laku. Perlahan kemasan disesuaikan ke arah lebih modern agar menarik hati.

Keripik pisang Kharisma dijual seharga Rp.8000 per- bungkus isi 250gram. Produksi lalu melonjak menjadi 6kg per- minggu dan seterusnya. Pemasaran meluas sampai ke Medan bahkan ke Jakarta. Rasa keripik juga dibuat sagala macam seperti rasa cokelat, manis, dan keju.

Ia menaikan taraf hidup keluarga petani pisang asal Lampung. Dari bisa membeli sepeda motor sampai menguliahkan anak sampai ke Jakarta. Namun sayangnya, usaha Buzamar makin terkendala bahan bakunya yaitu pisang raja jantan.

Pasalnya banyak petani mengikuti jejak Buzamar. Adapula petani yang sudah menjual pisangnya meski saat itu belum panen. Maka jadilah dia tidak mendapatkan buah pisang cukup. Bahkan agar sukses, pengusaha- pengusaha yang meniru langkah Buzamar ini membeli dengan harga lebih tinggi dari pasaran.

Itu karena petani masih gampang tergoda bujuk rayuan. Terutama pembelinya bukan orang asal Sumbar. Dia yang asli Sumbar malah tidak kebagian. Dulu pisang jadi limbah maka berkat Buzamar, pisang menjadi satu komoditas mahal untuk olahan keripik pisang.

Gaya Lukis Inai di Instagram Keke Carelsz

Profil Pengusaha Ikke Faulisa Carelsz 



Punya cita- cita membuka usaha rias pengantin sendiri. Alumni FKIP Jurusan Tata Rias, UNIMED ini, tidak mudah berputus asa. Namanya Ikke Faulisa Carelsz fokus di jasa lukis inai dan rias pengantin. Sudah lebih dari lima tahun perjalanan karirnya. Sedikit banyak sosial media memberikan efek sendiri dalam usaha ini.

Untuk awalan dia mengumpulkan modal. Agar usahanya terus membesar, wanita yang akrab disapa Keke ini memberikan jasa rias pengantian langsung. Jemput bola Keke meraih sebanyak mungkin pelanggan. Tidak lupa dia menyasar pasaran anak muda -merias untuk acara wisuda.

"Saya menjalani usaha lukis inai dan make- up pengantin," paparnya kepada Medan Bisnis. Tidak mau cuma segitu rencana kedepan ialah usaha bridal house sendiri.

Soal sosial media, cara marketing Keke meliputi blog, Facebook dan Instagram @keke_carelsz, yang mana itu cukup mendorong usahanya. Pelanggan disuguhi foto- foto hasil karya lukis inainya. Maka mereka dapat menghubungi Keke langsung di sosmed.

Bisnis ini ternyata berjalan dalam ketidak sengajaan. Ia bercerita asal mula berbisnis rias pengantin. Khusus buat inai dia memang suka karena film India. Berkat itulah dia jadi sering menggambar inai. Ia bermula dari menggambar iseng di kertas.

Keahlian makin terasah ketika masuk bangku kuliah. Seorang dosen mau mengajari Keke cara membuat inai. Ini terjadi pas semester empat kuliah. Segala sesuatu tentang lukis inai sebenarnya sudah dipelajari. Tapi dia belum mampu mengaplikasikan ke kulit. Lalu Keke nekat mencoba lukis inai melalui kulitnya sendiri.

Nah, lama- kelamaan, Keke mampu membuka usaha lukis Inai sendiri. Modal bisnis lukis inai sekitaran Rp.100 ribu. Dibayar pertama kali juga seharga Rp.100 ribu. Uang modal tersebut bukan dari kantungnya sendiri. Tetapi diberi oleh pelanggan buat membeli bahan ke sejumlah pasar di Medan.

Perlengkapan lain dibeli setelah usahanya berjalan. Dia menggunakan uangnya sendiri. Asik berbisnis sempat membuat Keke memilih cuti kuliah loh. Agar lebih ahli, dipelajarinya tutorial melukis inai dari situs Youtube. Meski tidak punya tempat usaha sendiri, Keke sudah bekerja sama dengan dua perias pengantin kenamaan Medan.

Di akhir pekan, Keke mengantungi pemasukan Rp.3 juta per- bulan. Itu cuma melukis inai saja. Untuk rias pengantin ataupun make- up, Keke menghasilkan juga Rp.3 juta per- bulan lain. Sayang semenjak tidak lagi membeli bahan di Medan, tatapi membeli di Poso, usahanya jadi lebih mahal. Tetapi kualitas bahan inai lebih bagus.

Soal omzet rutinnya yaitu antara Rp.5 juta sampai Rp.6 juta. Uang digunakan sebagai kebutuhan sehari- hari juga perputaran modal, termasuk menabung.

Biografi Pengusaha Wahyu Aditya Yang Hobi Menggambar

BiografiPengusaha.com - Setiap orang tentu memiliki aktifitas yang ia senangi yang disebut denga hobi. Bagi Wahyu Aditya kegiatan yang paling menyenangkan adalah mencoret-coret pada kertas sehingga menjadi gambar yang menarik. Ia bahkan lebih menyukai menggambar dibandingkan pelajaran matematika bahkan ia tak mau masuk jurusan yang ada pelajaran tersebut.

Akhirnya pun hobinya itu bisa mengantarkan Wahyu mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Dia mendirikan perusahaan dengan hobi menggambarnya itu. Pria kelahiran 1980 pada 4 Maret ini terinspirasi dari tayangan “Gemar Menggambar” di TVRI. Hobi itu menjadikan ia sebagai ahli pada desain grafis serta animasi di tanah air. Ia menjadi incaran para perusahaan besar untuk menggarap iklan mereka.

Langkah awal yang menjadikan Wahyu seperti ini adalah prestasi juara dari International Young Screen Entrepreneur of the Year 2007. Kegiatan tersebut diadakan di Apollo Theatre West End London oleh British Council. Di usia muda, 27 tahun itu ia mendirikan sekolah film HelloMotion serta menjadi salah satu pemrakarsa dari festival ilm Hellofest dengan keberhasilan 10 ribuan penonton.

Indonesia termasuk negara yang mengalami keterbatasan animasi kreatif namun itu bukan menjadi halangan Wahyu. Ia bisa menciptakan pasar sendiri dan tidak sia-sia, ia pernah menangani beberapa brand komersial seperti PLN, Pertamina, Bushway, Jakarta Internasional Film Festival (JIFFEST), serta Kampanye Pemilu. Semua berbagai prestasi itu didapatkan Wahyu sejak kegemarannya menggambar pada kelas 1 di SD Cor Jesu 1 Malang.

Di usia itu, ia mendapatkan juara pada lomba menggambar dan ia mulai sering mengirimkan gambarnya ke “Gemar Menggambar”. Tetapi sayang, gambarnya tidak pernah terpilih supaya ditayangkan. Bakatnya pun semakin terlihat dengan keseringan Wahyu mengisi buku tulis dengan gambar. Bahkan ia pun memilih membeli kertas dibandingkan mainan.

Hal in terus berlanjut ke tingkat menengah pertama dan menengah atas. Di SMP ia mendapatkan kepercayaan untuk mengisi rubrik keadaan sekolah khusus pada majalah sekolah. Sedangkan di SMA, Wahyu menjadi siswa pertama yang diizinkan untuk mencoret dinding sekolah. Buku pelajarannya pun menjadi korban hobinya itu.

Buku pelajaran diubahnya menjadi strip komis. Temannya pun mengaku banyak yang terhibur dengan karya Wahyu. Putra kedua dari pasangan Sanarto Santoso dan Tri Astuti inipun memilih melanjutkan sekolah di Advanced Diploma of Interactive Multimedia – KvB Institut of Tech, Sydney Australia. Prestasi pun terus berlanjut saat kuliah yang ia toreh dengan menggambar.

Liburan kuliah digunakannya untuk magang di beberapa tempat yang bisa ia manfaatkan dalam mengeksplor hobinya itu. Dari tempat sablonan kemudian di Broadcast Desain Indonesia pada kawasan Jakarta Selatan. Setelah kuliah ia mulai dengan menjadi desainer kreatif di Trans TV pada 2000-2002. Namun ia tidak puas, lalu ia mendirikan sekolah animasi HelloMotion Inc, School of Animation and Cinema. Wahyu menginginkan bahwa warga Indonesia tidak perlu keluar negeri untuk belajar animasi.

Profil Lengkap Wahyu Aditya

Nama Lengkap : Wahyu Aditya
Profesi : Seniman
Agama : Islam
Tempat Lahir : Malang
Tanggal Lahir : Selasa, 4 Maret 1980
Zodiac : Pisces
Warga Negara : Indonesia

PENDIDIKAN

  • KvB Institute of Technology , Sydney Australia
  • SMA Negeri 3 Malang

KARIR

  • Comic Artist Freelancer, Sydney, 1998-1999 
  • Creative Director, Adikarna Visual Propaganda, Malang, 1999-2000
  • Creative Designer & Animator, Trans TV, Jakarta, 2000-2002
  • Founder, Director, Creative Director, DemiKamu Creativeworks, Jakarta, 2002-2004
  • Founder, Principal, Creative Director, Hello;Motion Inc., Jakarta, sejak 2004
  • Foreign Affair, AINAKI/ Indonesia Animation Industry Association, sejak 2004
  • Wakil Presiden, ASIFA/ Animation Association, Indonesia Branch, sejak 2004
  • Pembicara Seminar, sejak 2002

PENGHARGAAN

  • Lulusan Terbaik, KvB Institute of Tech, Major Interactive Multimedia, 2000
  • Animasi Terbaik, Indonesia's Comic & Animation Festival, 2000
  • Animasi Terbaik, Indonesia's Independent Video & Film Festival, 2000
  • Best Video Clip of The Month, Video Music Indonesia, 2002
  • People Choice Award, Video Music Indonesia, 2002
  • Best Short Movie, Jakarta International Film Festival, 2004
  • Finalist Short Shorts Film Festival, Tokyo, Jepang, 2004
  • Finalist Asiana Film Festival, Korea Selatan, 2005
  • Pemenang 8 Awards in Indonesia Animation Festival, 2005
  • Best Concept for Future Film, Jakarta International Film Festival & Hubert Bals Foundation, 2005
  • Best 3, International Young Creative Entrepreneur of The Year, Indonesia, 2006
  • Scholarship, Animation & Cinema Industry by AOTS, Jepang, 2006
  • Special Achievement Award, FAN / National Animation Festival, 2007
  • Finalis British Council, International Young Creative Entrepreneur of The Year, Design Category, Indonesia, 2007
  • Pemenang British Council, International Young Creative Entrepreneur of The Year, Film Category, Indonesia, 2007
  • World Winner of British Council, International Young Creative Entrepreneur of The Year, Film Category, 2007
  • Australian Alumni Award, Finalist Creativity & Design Award, 2008
Demikian biografi Wahyu Aditya orang sukses Indonesia dengan keahlian seni yang dimilikiya. Semoga dengan penjelasan biografipengusaha.com anda dapat mempelajari kisah perjalanan Wahyu Aditya.

4 Pelajaran Marketing dari Marketing Jenius DJ Khaled

Artikel Bisnis Pelajaran Marketing



Snapchat lagi ngetrend terutama bagi marketer membangun brand. Pelajar marketing berikut ini merupakan pelajaran dari selebriti DJ Khaled -seorang produser recording Amerika, host radio, DJ, dan label recod. Ia memilih menggunakan Snapchat agar lebih dekat dengan fans, membangun brand, serta menunjukan jati diri.

Ia menunjukan bagaimana merubah pola pikir haters. Bagaimana menggaet penggemar baru lewat segala dia soroti di apalikasi ini.

Tentu ada pelajar dapat diambil. Dia adalah marketer bagaimana membangun brand. Sebuah pelajaran yang diulik oleh Chirag Kulkarni, Co- Founder dan CEO Insightfully, melalui Inc.com. Ada empat hal bisa kamu pelajari dari cara marketing DJ Khaled. Bagaimana dia membangun brand besar lewat aplikasi Snapchat.

1. Kuasai satu media

Pernah kah kamu bertanya entrepreneur, murid, ataupun remaja siapa orang paling mereka favoritkan ikuti di Snapchat?

Maka DJ Khaled mendominasi hal tersebut. Dia menggaet segala kalangan lewat Snapchat, bahkan segala akan entrepreneurship. Jika kamu melihat sosial media lainnya, kamu tidak akan melihat selengkap Snapchat DJ Khaled.

Faktanya bahwa banyak teman mengajak dia agar bangun dan segera menulis hal baru untuk inspirasi setiap hari.

2. Jaga pesannya konsisten

Hal kesalahan dari seorang marketer lewat sosial media adalah merubah pesannya kesehari- hari.

Ketika orang berpikir tentang DJ Khaled maka pesanan topiknya adalah soal "we the best" ataupun soal hal- hal berhubungan dengan Hip- Hop yang dia produseri. Apakah mungkin dia akan merubah pembicaraan jadi musik lainnya? Mungkin tetapi dia tidak melakukannya, orang tidak akan tahu brand apa yang diangkatnya.

Seperti kamu harus memarketing diri kamu maka bicaralah satu bahasa, konsisten. Janganlah coba berbicara tentang sosial media sekarang dan billboard selanjutnya. Tetaplah konsisten, macam DJ Khaled.

3. Menjaga kata kunci atribut dan sinyal spesifik akan brand

Ketika Chirag pertama kali mendengar tentang DJ Khaled, mengikuti Snapchat -nya, maka ia menyadari hal banyak kata- kata memiliki kata kunci bertautan kuat, seperti "Kunci kehidupan", "Terberkahi", dan "Ayo kita lihat apa untuk makan pagi."

4. Tunjukan sisi sebenarnya kamu

Menunjukan diri kamu sebenarnya adalah karakeristik yang orang tidak banyak tunjukan. Utamanya seperti apa sih kehidupan entrepreneur, sekaligus selebriti, rapper, penghibur kesehariannya. 

DJ Khaled selalu aktif memposting sarapan dengan putih telur, sosis, dan air putih, ditambah status yang bulat utuh, kamu akan melihat dia bekerja keras untuk menulis yang memotivasi kita lebih bekerja keras. Paling baik dari seorang DJ Khaled ialah dia tidak lupa berkomunikasi dengan fansnya.

Marketing Sederhana Paling Ampuh Jualan Camilan

Profil Pengusaha Sukses Farida



Menjadi karyawan sewasta tidak menjamin hidup. Itulah kiranya dirasakan seorang wanita bernama Farida, warga Medan, kelahiran 17 Maret 1978 yang memilih wirausaha. Dulu dia pernah bekerja sebagai pegawai di sebuah hotel. Lantas ia memilih mengundurkan diri dan mulai berjualan aneka cemilan.

Usaha bermodal Rp.120 ribu, ya, pengusaha berhijab ini memang terlihat modal nekat. Tetapi dia sadar akan kemampuannya mengolah masakan. Maka sejak 2011 dimulailah perjalanan Farida berbisnis cemilan. Soal memasak bersyukur dia sempat bekerja di dapur meski pekerjaan utamanya di purchasing.

Alasan utama keluar dari pekerjaan hotel karena pendapatan tidak tetap. Jam kerja juga sangat menguras tenaga hingga sampai larut malam. "Kok sepertinya begini- begini saja ya, lama- lama makin jenuh," kenang Farida.

Berhenti bekerja di hotel, dia langsung tancap gas memulai usaha. Meski minim modal tetap itu dikerjakan ia penuh semangat. Anak ketiga dari empat bersaudara membobol uang tabungan seadanya. Usaha pertama ia cuma membuat dua jenis camilan, yaitu kue bawang original dan jagung. 

Selesai dia langsung menjajakan langsung dari pintu ke pintu. Pertama menjual, Farida menjelaskan dia jual di kawasan Lapangan Merdeka. "Alhamdulillah, waktu itu saya mendapatkan hasil Rp.290.000," kenang dia lagi. Dia menyebutkan untung dia dapat sampai dua kali lipat! Waktu itu langsung uang diputar kembali jadi modal.

Sukses tidak cuma dibeli tetapi mendapat pesanan acara tertentu. Juga merambah pesanan kantor ataupun dari instansi pemerintah.

Inovasi bisnis


Total delapan jenis cemilan lantas dikembangkan Farida. Tentu itu belum cukup, dalam perjalanannya usaha yang bernama Savira ini terus berkembang. Ada delapan kue: Kue bawang ubi ungu, kue bawang wortel, kue bawang kentang, kue bawang labu, kue mercu, kue ketawa, peyek teri, peyek kacang tanah, dan peyek kacang hijau.

Termasuk abon nangka khas buatan Farida. Harga bervariasi dari Rp.45 ribu sampai Rp.75.000 per- kg. Ia menjelaskan awalnya melihat produk orang lain. Namun, dia tidak meniru malah memperbaikinya lewat gaya olahan sendiri.

"Alhamdulillah, lama- lama produk saya bisa diterima di pasaran," ujarnya. Mungkin karena latar pendidikan SMK membuatnya selalu inovatif dan berani.

Usaha dijalankan Farida tidak mulus. Faktanya ada masa jatuh bangun termasuk ketika memasarkan. Coba kamu bayangkan dia membawa bungkusan cemilan banyak, dan dia harus berjalan kaki dan tak jarang dia malah diusir keamanan. Hal tesebut tidak membuat Farida patah semangat loh.

Kegigihan ditunjukan olehnya tanpa memiliki toko sendiri. Semakin banyak olahan camilah ditunjukan Savira menggugah selera. Total produksi perhari mencapai 1kg sampai 3kg, naik sampai 400 hingga 450kg per- bulan atau 100kg per- hari. Untuk kemasan lebih baik hingga lebih berwarna menarik perhatian.

Pemasaran sudah mencapai pasar retail. Sudah masuk ke supermarket, minimarket, plaza, dan kedai kue. Ia bersemangat karena didukung Dinas Koperasi Provinsi, Disnaker Medan, Diskop Deliserdang, Cikal USU, pernah membantunya soal permodalan. Kini, Farida sudah memiliki toko sendiri, seperi cita- citanya awal.

Ia masih menjual door-to-door. Dan perputaran uang disebutnya sangat cepat dibanding menunggu pembeli datang. Resiko barang sisa pun lebih minimal dibanding cuma nongkrong di toko. Ditemui oleh pewarta MedanBisnis, tokonya Jl. Citarum VII, Medan Krio Kab. Deli Serdang, ia tampak bersemangat menata camilan.

Ia mengisahkan pernah sekali salah sasaran. Pernah nyasar masuk ke Dinas Koperasi, eh, ia malah diajak buat mengikuti pameran di PRSU. Terus cara marketing sederhana tersebut dilakukan mulai kantor, pasar, ataupun sarana publik. "Enaknya promosi langsung sama orang," tuturnya.

Terus berbisnis


Banyak feedback didapatkan ketika berjualan keliling. Farida tanpa sungkan mengajak bicara pembeli. Dia menanyakan selera mereka serta apa kekurangan dalam produknya. Bertemu konsumen banyak masukan ia terima. Inovasi pun mengikuti selera pasar namun tetap mengedepankan inovasi.

Dirintis 6 tahun silam, usahanya telah beromzet Rp.10 juta per- bulan. Margin untung Farida mengaku bisa mencapai 30% hingga 40%. Susahnya berjualan door- to- door ialah ketika dia disangka pedagang asongan. Dicemooh calon pembeli seperti pedagang asongan sudah menjadi makanan sehari- hari.

Tetap dia tidak mau merubah gaya berjualannya. Agar pelanggan percaya tidak lupa dibawa taster, agar para pelanggan langsung mencoba di tempat. Kalau sudah tau rasanya maka orang tidak lagi akan mencemooh Farida lagi. "Enak jualannya kayak kacang goreng. Tapi, capek pasti," paparnya.

Kalau ada acara besar keagamaan usahanya meledak. Seperti 2013, ia menyebut angka produksinya sudah naik sampai 300kg camilan dalam dua minggu. Meski sudah laris manis, Farida kekeh tidak menaikan harga jualan aneka camilan Savira.

Sukses aneka camilan, Savira mulai melirik olahan abon, tidak sekedar abon tetapi abon nangka. Untuk satu hal ini tidak membutuhkan modal yang besar. Ia menyebut Rp.140 ribu sudah menghasilkan abon nangka.

Ia mewujudkan visinya menciptakan abon berbahan nabati. Waktu itu Farida kepikiran nangka juga karena tidak sengaja. Awalnya dia berencana memakai jantung pisang. Ketika dia mencari, eh, malah dia ketemu nangka. Mencari malah menemukan nangka lagi. Begitu seterusnya itu hingga seperti jadi tanda dari langit.

Keinginan membuat abon nabati karena dirasa belum ada. Farida lantas mencari tau lagi agar meyakinkan. Ia menemukan di internet bahwa baru di Pula Jawa ada abon nangka. Kenapa tidak membuat berbahan buah atau sayuran inilah ide bisnisnya.

Agar beda dari abon nangka Jawa, maka Farida menambahkan ikan teri khas Medan. Itu dipelajari Farida secara otodidak melalui serangkaian percobaan. Baru satu pekan diluncurkan, respon masyarakat ternyata sangat baik. Cara membuatnya mudah seperti abon biasa, "dikeringkan, dan ditumis kering dan kemudian digoreng.

Dalam seminggu sejak peluncuran, yang sebelumnya produksi 4kg bahan baku naik 5kg. Harga jualpun dia patok seharga Rp.12.000. Untuk marketing masih sama yaitu jemput bola atau door- to- door. Dia optimis apalagi menjelang musim lebaran. "Karena bisa dimakan sama lontong," tuturnya.

Biografi Pengusaha Rachmat Gobel Sosok Direktur Panasonic Gobel Group

Biografi Pengusaha Sukses - Nama Rachmat Gobel sudah sering terdengar di industry hiburan Tanah Air. Rachmat Gobel lahir di Jakarta 3 September 1962 dari pasangan Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel dan Almh. Annie Nento Gobel. Saat ini Rachmat Gobel mendapatkan amanah dari Presiden Joko Widodo untuk menduduki jajaran menteri dalam pemerintahannya. Rachmat yang merupakan Direktur PT. Gobel International di tunjuk untuk menempati posisi menteri perdagangan. Jauh sebelum menjadi menteri Rachmat Gobel sudah disibukkan dalam menjalankan bisnis dari kelompok usaha Gobel.

Keberhasilan dalam memimpin sebuah perusahaan membuat Rachmat Gobel banyak menginspirasi orang sehingga terbit berbagai buku biografi tentangnya. Rachmat Gobel adalah suami dari Retno Damayanti, dari pernikahannya Ia dikarunia dua orang anak Nurfitria Sekarwillis Kusumawardhani dan Mohammad Arif Gobel. Ia merupakan keturunan nomor dua dari silsilah keluarga Gobel.

Garis keturunan sebagai pengusaha ulung didapatkannya dari keluarga ini sehingga Ia mampu memimpin dan memajukan bisnisnya. Karakternya yang tidak pernah putus asa membuat Rachmat mampu berdiri ditengah keterpurukan ketika usahanya sempat mengalami krisis ekonomi. Namanya semakin ramai di perbincangkan setelah keberhasilannya mengeluarkan bisnis dari krisis ekonomi.

Prestasi yang Ia raih juga tidak hanya di bidang ekonomi. Terbukti pada bidang akademikpun kemampuannya tidak dapat disepelekan. Rachmat Gobel juga dikenal berkat bakat dalam menggeluti bidang olah raga pencak silat. Setelah menjadi menteri perdagangan, Rachmat Gobel memberikan kemampuan maksimal untuk menjalankan amanah tersebut.

Pengusaha cendekiawan ini merupakan salah seorang yang berpengaruh dalam kemajuan Indonesia. Melalui statmentnya yang mengatakan bahwa departemen perhubungan akan lebih baik bila dipimpin oleh departemen perindustrian, membuat pandangan yang berbeda tentang bidang ini. Menurut Rachmat Gobel, apabila kedua department tersebut digabungkan maka aka nada efek yang lebih jelas berupa kemajuan Indonesia bertumpu pada sektor otomotif.

Rachmat Gobel pernah menuntut ilmu di beberapa universitas seperti di Universitas Chuo, Tokyo, Jepang Ia mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Perdaganan Internasional (1987) serta gelar Doktor Kehormatan (2014). Kemudian Ia juga menimba ilmu di Universitas Takushoku Jepang dan mendapatkan gelar Doktor Kehormatan (2002). Terakhir Ia pernah mengikuti On-the-Job Training, Matsushita Electric Industrial Co., Ltd. Headquarters and Divisions, di Osaka Japan (1988/1989).

Dalam karirnya Rachmat Gobel merupakan orang yang mampu total dalam menjalankan berbagai jabatannya. Rachmat Gobel merupakan Direktur Utama di PT. Gobel International, Komisaris di PT. Panasonic Manufacturing Indonesia, Komisaris Utama pada PT. Panasonic Gobel Energy Indonesia, Komisaris Utama dari PT. Panasonic Gobel Eco Solutions Sales Indonesia, Wakil Ketua Umum, Koord. Bid. Infrastruktur Kamar Dagang dan Industri Indonesia dan Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI). Tidak hanya beberapa jabatan diatas, Rachmat juga memiliki banyak jabatan lagi di berbagai bidang.

Profil Lengkap Rachmat Gobel

Nama Lengkap : Rahmat Gobel
Agama : Islam
Profesi : Pengusaha
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Senin, 3 September 1962
Alamat : Jalan Prof Supomo SH No 55 A, Tebet Barat, Jakarta 12810
Zodiac : Virgo
Warga Negara : Indonesia

PENDIDIKAN

  • Doktor Kehormatan dari Chuo University, Tokyo, Jepang (2014)
  • Doktor Kehormatan dari Takushoku University, Tokyo, Jepang (2002)
  • On-the-Job Training, Matsushita Electric Industrial Co., Ltd. Headquarters and Divisions, Osaka, Japan (1988/1989).
  • Sarjana Ilmu Perdagangan Internasional, Chuo University, Tokyo, Jepang (1987).

KARIR

Jabatan dalam perusahaan :
  • 1994 – sekarang : Direktur Utama, PT. Gobel International (holding company Kelompok Usaha Gobel).
  • 2002 – sekarang : Komisaris, PT. Panasonic Manufacturing Indonesia (d/h PT. National Gobel),
  • 1993 – 2002 : Wakil Direktur Utama, PT. National Gobel,
  • 1991 – 1993 : Direktur Perencanaan, PT. National Gobel,
  • 1989 – 1991 : Assisten Direktur Utama, PT. National Gobel.
  • 2004 - sekarang : Komisaris Utama, PT. Panasonic Gobel Indonesia(d/h PT. National Panasonic Gobel),
  • 1993 - 2004 : Direktur Utama, PT. National Panasonic Gobel,
  • 1992 – 1993 : Wakil Direktur Utama, PT. National Panasonic Gobel.
  • 1998 - sekarang : Komisaris Utama, PT. Panasonic Gobel Energy Indonesia (d/h PT. Matsushita Gobel Battery Industry),
  • 1994 - 1998 : Direktur, PT. Matsushita Gobel Battery Industry.
  • 1994 - sekarang : Komisaris Utama, PT. Panasonic Gobel Eco Solutions Manufacturing Indonesia(d/h PT Matsushita Gobel Electric Works Manufacturing).
  • 1994 - sekarang : Komisaris Utama, PT Panasonic Gobel Eco Solutions Sales Indonesia(d/h PT Matsushita Denko Gobel).
  • 1995 - sekarang : Komisaris Utama, PT Panasonic Healthcare Indonesia (d/h PT Matsushita Kotobuki Electronic Industries Indonesia).
  • 2000 - sekarang : Komisaris Utama, PT Nusantara Parkerizing,
  • 1999 - 2000 : Wakil Komisaris Utama, PT Nusantara Parkerizing.
  • 2002 - sekarang : Wakil Komisaris Utama, PT Parker Metal Treatment Indonesia.
  • 2013 – sekarang : Komisaris Utama, PT. Gobel Dharma Nusantara,
  • 2006 – 2013 : Direktur Utama, PT. Gobel Dharma Nusantara.
  • 2004 - sekarang : Komisaris, PT. Smart, Tbk.
  • 2008 - sekarang : Komisaris, PT. Indosat, Tbk. (Agustus 2008, ditunjuk Qatar Telecomm (Qtel) sebagai mitra strategis, sekaligus mewakili kepentingan Qtel dalam jajaran Komisaris PT. Indosat, Tbk.).
  • 2014 – sekarang : Komisaris Utama, PT Visi Media Asia, Tbk.
Jabatan dalam organisasi :
  • 2014 - sekarang : Menteri Perdagangan Kabinet Kerja
  • 2013 - sekarang : Kamar Dagang dan Industri Indonesia sebagai Wakil Ketua Umum, Koord. Bid. Infrastruktur
  • 2012 - 2015 : METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia) sebagai Ketua Umum
  • 2012 – sekarang : Anggota,mewakili dunia usaha di Majelis Wali Amanat (Board of Trustees) Millenium Challenge Account Indonesia (MWA MCA-Indonesia)
  • 2011 – 2013 : DPN APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) sebagai Ketua
  • 2010 – sekarang : Anggota Komite Inovasi Nasional
  • 2010 – sekarang : FGABEL (Federasi Asosiasi-asosiasi Industri Berbasis Telematika & Elektronika) sebagai Ketua Umum
  • 2010 – 2013 : Kamar Dagang dan Industri Indonesia sebagai Wakil Ketua Dewan Penasehat
  • 2010 : 6th ECO PRODUCT INTERNATIONAL FAIR /2010 – Jakarta sebagai Ketua Panitia Penyelenggara
  • 2009 – sekarang : GABEL (Gabungan Perusahaan Industri Elektronika) sebagai Ketua Dewan Penasehat
  • 2008 – 2010 : Kamar Dagang dan Industri Indonesia sebagai Wakil Ketua Umum Koord. Bid. Industri, Riset & Teknologi
  • 2008 – 2010 : Kadin Indonesia Komite Kerjasama Ekonomi Indonesia – Jepang (IJEC) sebagai Ketua Dewan Pembina
  • 2004 – 2008 : Kamar Dagang dan Industri Indonesia sebagai Wakil Ketua Umum Koord. Bid. Industri, Teknologi & Kelautan
  • 2004 – 2008 : Kadin Indonesia Komite Kerjasama Ekonomi Indonesia – Jepang (IJEC) sebagai Ketua Dewan Pembina
  • 2003 – 2009 : GABEL (Gabungan Perusahaan Industri Elektronika) sebagai Ketua Umum
  • 2002 – 2004 : Kamar Dagang dan Industri Indonesia sebagai Ketua Koord. Bid. Industri, Logam, Mesin, Kimia & Elektronika
  • 1999 – 2001 : Kamar Dagang dan Industri Indonesia sebagai Ketua Kompartemen Elektronika
  • 1998 - 2003 : GABEL (Gabungan Perusahaan Industri Elektronika) sebagai Ketua Umum
  • 1997/1998 : Anggota Tim HLNS (Hutang Luar Negeri Swasta )/Tim Radius
Jabatan dalam sosial kemasyarakatan :
  • 2011 – sekarang : PERSADA (Persatuan Alumni dari Jepang) sebagai Ketua Umum
  • 2009 – sekarang : PMI (Palang Merah Indonesia) sebagai Ketua, Koord. Bid. Penggalangan Dana
  • 2007 – 2011 : PERSADA (Persatuan Alumni dari Jepang) sebagai Ketua Umum
  • 2006 – sekarang : PPIJ(Perhimpunan Persahabatan Indonesia – Jepang) sebagai Ketua Umum
Jabatan dalam olah raga :
  • 2011 : 26th SEA Games/2011 - Jakarta & Palembang sebagai Ketua Harian Panitia Pelaksana
  • 2010 – sekarang : PB FORKI (Federasi Olah Raga Karate-do Indonesia/the Indonesian Karate-do Sport Federation) sebagai Anggota Dewan Penasehat (Council of Advisory)
  • 2010 – sekarang : PB. PERPANI (Persatuan Panahan Indonesia/the Indonesian Archery Sport Association) sebagai Anggota Dewan Penasehat (Council of Advisory)
  • 2008 : 1st Asian Beach Games/2008 - Bali sebagai Wakil Ketua Panitia Pelaksana
  • 2007 – 2011 : KOI (Komite Olimpiade Indonesia) sebagai Wakil Ketua Umum
  • 2004 - 2008 : PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa/the International Pencak Silat Federation) sebagai Ketua Harian
  • 2003 - 2007 : PB IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia/the Indonesian Pencak Silat Sport Association) sebagai Ketua Harian
  • 1999 – 2003 : PB IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia/the Indonesian Pencak Silat Sport Association) sebagai Bendahara Umum
Jabatan dalam dunia pendidikan :
  • 2007 - 2012 : MWA – UI (Majelis Wali Amanah Universitas Indonesia) sebagai Anggota
  • 2007 - sekarang : YMS (Yayasan Melati Sakura) sebagai Ketua Umum
  • 2004 – sekarang : YMG (Yayasan Matsushita Gobel) sebagai Ketua Dewan Pembina
  • 2002 – 2007 : MWA – UI (Majelis Wali Amanah Universitas Indonesia) sebagai Anggota

PENGHARGAAN

  • "Anugerah Dharma Cipta Karsa", sebagai tokoh promosi warisan budaya dan ekonomi kreatif, atas karsa atau tindakannya yang telah mendorong terbentuknya ekonomi kreatif. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (2014),
  • "ANTARA Achievement Award", sebagai tokoh penting atas terbinanya hubungan baik Republik Indonesia-Jepang. Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, Jakarta (2013),
  • "Tokoh Standardisasi Indonesia", atas prestasi dan kontribusi dalam pengembangan standar nasional di Indonesia. Badan Standardisasi Nasional (BSN) (2013).
  • "Special Achievement Award for Extraordinary Leadership and Personal Commitment to Energy Saving and Industry", atas prestasi dan kontribusi positif dalam memasyaratkan kegiatan hemat energi, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Majalah bisnis dan ekonomi WARTA EKONOMI, Jakarta (2012}.
  • "The Jewel of Muslim World Award", atas kerja keras dan kontribusi dalam pengembangan ekonomi Islam. Majalah bisnis dan investasi OIC Today Magazine, Organisasi Kerjasama Islam/Organization of Islamic Cooperation, Kuala Lumpur 2012.
  • "Anugerah Olah-raga Indonesia", atas kepedulian terhadap pengembangan olah-raga nasional. Tabloid olah-raga BOLA, Kompas-Gramedia Group, Jakarta (2012).
  • "Man of the Year- Seputar Indonesia Award", atas prestasi dan kontribusi bagi bangsa, khususnya dalam menyukseskan pelaksanaan 26th SEA Games/2011- Jakarta & Palembang. RCTI – Rajawali Citra Televisi Indonesia, Jakarta (2012).
  • "Asian Productivity Organization Regional Award", atas kontribusi dalam mendorong peningkatan produktivitas sektor industri di Indonesia, serta peranan yang signifikan sebagai pemimpin sektor swasta dalam memperkenalkan pembangunan berkelanjutan melalui produktivitas hijau dan mendorong terjalinnya kemitraan strategis di Asia – Pasific. Asian Productivity Organization (APO), Tokyo, Japan (2011).
  • "ANTARA Award" , atas kontribusinya sebagai nara sumber yang mudah diakses untuk pemberitaan yang seimbang tentang kegiatan perekonomian nasional. Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, Jakarta (2010).
  • "Perekayasa Utama Kehormatan dalam Bidang Teknologi Manufaktur", atas konsistensi dalam mendarmabaktikan pikiran dan tenaga pada bidang teknologi manufaktur, yang berimplikasi pada peningkatan perekonomian, kesehjateraan, martabat dan kemandirian bangsa. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) (2009).
  • "BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) - Competency Award", atas peran yang signifikan sebagai tokoh masyarakat dalam menggerakkan, membangun dan meningkatkan kompetensi bangsa. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI (2009).
  • "Bakti Koperasi dan Pengusaha Kecil, atas peran aktif, kesungguhan sikap dan upaya menyukseskan pembinaan serta pengembangan Koperasi dan UKM." Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil RI (1997).
Demikian Biografi Rachmat Gobel "Direktur Panasonic Gobel Group" di Indonesia. Semoga dengan penjelasan biografipengusaha.com anda dapat mengetahui pengusaha sukses yang ada di indonesia.

Wanita Berbisnis Properti Hj. Harfana Alwi

Profil Pengusaha Harfana Alwi 



Meski tidak mendirikan perusahaan dari awal. Harfana Alwi, masih sempat merasakan perjuangan mereka.: Kakek dan ayah Anha -begitu biasanya dia dipanggil- memang sosok visioner. Hingga mimpi mereka mampu terbawa merasuk ke diri Anha. Sejak sang kakek sudah memiliki mimpi menjadi wirausahawan.

Ayah Anha lantas melanjutkan mimpi tersebut. Berbisnis properti menjadi impian ayahnya, H. Muhammad Alwi, seorang dokter gigi yang hidup berkecukupan. Ayahnya menyisihkan uang sedikit- demi sedikit. Lalu ia menempatkan uang tersebut dalam tabungan.

Berbekal uang tabungan saja tidak cukup. Lantas kakek Anha yang hanya petani memberikan modal lagi. Ia menjual tanah agar putranya menjadi pengusaha. Berkat itulah, pada 1985, ia mendirikan perusahaan bidang properti bernama PT. Harfana Halim Indah. Ayah bertekat kuat agar menjadi pengusaha properti ternama.

Dalam perjalanan berbisnis banyak kendala. Termasuk kendala permodalan, maka M. Alwi membernikan diri meminjam ke Bank. Uang nekat tersebut lantas digunakan dengan penuh kepercayaan diri. Akhirnya dia mencapai apa visi mereka berwirausaha.

Hidup Anha telah melihat perjalanan penjang mereka. Maka gadis kelahiran 26 September 1990 asal Bone, Sulawesi Selatan ini, serta merta terjun berbisnis properti lewat usaha ini. Anak pertama dari tiga bersaudara terlahir di keluarga penuh jiwa kewirausahaan.

Ia masih melihat banyak potensi dapat digali lebih. Sebagai anak muda tentu darah mudanya mengalir, juga daya pandang jauh melalui aneka inovasi.

Berbisnis bersama


Dia ikut nimbrung dalam perjalanan. Tetapi bukan tanpa ketidak tahuan. Sejak kecil dia sudah mendapatkan pengetahuan sejak kecil. Kini, Anha sendiri masih berstatus mahasiswi Kedokteran Universitas Hassanudin. Lainnya, ia juga memegang peran sebagai Direktur Utama di perusahaan.

Pengetahuan akan wirausaha modern membawa kemajuan. Ia memiliki strategi sendiri dalam hal bagaimana meningkatkan loyalitas. Sentuhan dalam sistem organisasi yang tidak didapat dari ayahnya. Strategi dalam hal pengembangan properti yakni meneropong lebih dalam.

Maksudnya ialah dia mencari tempat dengan sedikit pesaing. Disana dia juga melihat jumlah keramaian, jadi ia membidik tempat strategis, mengembangkan, dan memanfaatkan mobilitas. Anha termasuk memperhatikan soal akses kendaraan umum. Lingkungan yang nyaman, maka ia tinggal menggaet investor masuk kesana.

Fokus gadis bergelar Hajah ini ekpansi ke kawasan Sulawesi Selatan, juga kawasan Bombana dan Palopo. Proyek dikerjakan PT. Harfana Halim Indah, diantara lain BTN Harfana Halim Indah Permai, BTN Alam Indah Permai, Bomana Indah Permai, Perumnas Tibojong Indah Permai dan Palopo Harfana Indah Permai.

Anha memang membidik kawasan Sulawesi, bahkan ke Sulawesi lain seperti Sulawesi Tenggara dan Tengah. Menjadi pengusaha tidak berarti harus memiliki pendidikan ekonomi. Sosok ayah dan Harfana Alwi mampu menunjukan siapapun bisa menjadi pengusaha.

Berprilaku bijak dalam menjalankan bisnis keluarga penting. Ingatlah selalu visi orang tua ketika memulai membangun bisnis tersebut. Waktu masuk keluarkan segenap pengetahuan kamu disana. Ayah Anha menjadi sosok penutan karena mampu menularkan kewirausahaan. Jadilah sosok yang selalu memilik passion agar menular.

Pembatik Tulis Purbalingga Belajar Secara Otodidak

Profil Pengusaha Yoga Prabowo 


 
Nama Yoga Prabowo harum menjadi pembatik tulis termuda. Ternyata dirunut, perjalanan hidupnya panjang loh, mulai dari menjadi pegawai pabrik kayu di Desa Toyareka, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, pada 2006. Dia lantas tak melanjutkan bekerja karena perusahaan krisis dan memilih keluar.

Menurut cerita bahwa pabrik labil. Alhasil pegawai diliburkan tanpa keterangan. Pegawai termasuk Yoga juga lebih sering tidak digaji. Yoga keluar dari pabrik kayu di tahun 2007. Pemuda kelahiran 17 Mei 1984 ini lantas bekerja sampai ke Bali.

Usut- punya usut disana dia bekerja sebagai penajag outlet. Dan ketika terjadi kejadian bom bali, makalah hilang sudah pekerjaan Yoga kembali. Dia lantas pulang tetapi mampir di Yogyakarta. Sambil bekerja pada sebuah perusahaan pembuatan batik; Yoga sempat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi seni di Kota Yogya.

Disanalah, di Yogyakarta, pemuda asli Purbalingga meniatkan belajar batik. Motif ditekuninya adalah motif khas Purbalingga. Meski berhasil belajar "mbatik" motif Purbalingga secara otodidak, Yoga nyatanya malah jadi kebingungan bagaimana menjual.

Terkoneksi jaringan


"Saat itu saya bingung bagaimana mempromosikannya, maka saya hubungi teman saya di Semarang untuk titip batik Purbalingga," tuturnya. Nah, disanalah hanya dalam seminggu saja, Batik Purbalinggan karya Yoga mendapatkan pesanan dari Disperindag Semarang.

Lalu munculah Batik Tirtamas, dimana pesanan pertama datang dari kalangan dinas, khususnya Yoga lantas menjelaskan dari Desperindag Provinsi Jawa Tengah. Mereka pemasannya adalah Indra Hanafi dan Mukti Sarjono (Desperindag Tekstil) dan dari Staff Kementrian Perindustrian & Perdagangan, Tobing berminat.

Bahkan Tobing menyebut usaha dilakukan Yoga sangat hebat. Kalau saja ini dijual ke luar negeri maka akan laku keras. Akan tetapi Yoga sadar betul usaha batik tulisnya masih dalam proses berkembang; dia belum sanggup persyaratan berkas kwitansi dan lain- lain.

Perjalanan batik Purbalingga buatan Yoga unik. Ketika Pemprov Jawa Tengah membeli batik di Semarang, lalu mengadakan pertemuan dengan Pemkab Purbalingga, nama Yoga Prabowo terkenal seketika.

"...saat kunjungan kerja Pemprov menggunakan batik buatan saya yang dibelinya di Semarang lalu beliau meminta oleh- oleh batik yang coraknya seperti Batik yang dipakainya saat itu," jelas Yoga.

Nah, ketika itu, Yoga memberikan satu kodi Batik Tirtamas, yang lantas tersisa cuma empat sisanya malah dibeli oleh Bupati Prubalingga Bpk. Triyono. Lantas serta merta dia bertanya kepada Pemkab kenapa ada pengusaha seperti dia tidak ada yang sadar. Justru pemerintah Provinsi lebih tau ketimbang Pemkab sendiri.

Semenjak kejadian tersebut semua kepala dinas dikumpulkan. Mereka kemudian diminta membantu Yoga agar bisa mengembangkan batik Purbalingga.

Koneksi internet


Kelebihan Yoga ialah dia pembatik tulis. Dia bekerja lewat rasa serta estetika lebih kuat. Menjadi jutawan muda berkat batik Purbalingga. Warna alami memberikan efek terbaik serta terlihat elegan, eksotis, dan juga mewah. Batiknya diminati oleh kolektor batik tulis berbagai kota di Indonesia.

Ia menyebut ada kulit kayu, daging kayu, bunga serta dedaunan. Oleh karena itulah dia memilih Yogyakarta menjadi basis usaha. Menurutnya batik Yogya banyak memanfaatkan alam jadi cocok. Untuk penjualan juga melalui sosial media, website atau blog, jadilah batik kian laris manis.

Dia menjual antara Rp.300 ribu sampai Rp.3 juta. Awal mengenal internet sendiri berawal dari akun pribadi yang kemudian berkembang. Dari sekedar mengisi waktu luang, sembari itulah dia berjualan batik buatan dia sendiri. Pelanggan tetap batik Tirtamas sendiri datang dari luar Jawa. Melalui sosmed saja menyumbang 40% penjualan.

"...lumayan besar," ujar Alumni Angkatan 96', Jurusan Pariwisata dan Perhotelan di Akademi Pariwisata Yogyakarta.

Yoga juga bersyukur berkat adanya jasa paket terintegrasi teknologi. Penggunaan jasa pengiriman sudah jadi kebutuhan bagi bisnisnya. Para pelanggan pun menuntut pengiriman cepat khusus ke luar Jawa. Tidak sedikit permintaan datang dari tempat pedalaman seperti di Kalimantan; ia menggunakan jasa kargo yaitu JNE.

Menurutnya infrastruktur di daerah sekarang ini sudah lebih baik. Pengiriman dapat diandalkan, sementara ia dengan santainya memajang hasil karyanya di internet. Meskipun sukses berkat sosial media, ternyata ada juga sisi negatifnya, yakni perlindungan akan desain miliknya.

Ini dirasakan betul olehnya. Ekslusipan motif batiknya menjadi kritis. Siapa saja, bahkan bukan pembeli, bisa saja mengakses hasil karyanya. Tidak bisa dipungkiri karyanya dijiplak dan diproduksi masal. Pernah sih ia berpikir mematenkan motif, hanya mematenkan berarti mengeluarkan biaya tidak sedikit.

"Karena mematenkan satu biayanya sampai Rp.2 jutaan," jelas Yoga, yang kini sudah berkeluarga dan sudah punya anak dua.

Hingga Yoga sekarang lebih selektif hal menerima pesanan. Ia melihat sendiri mereka yang mengunjungi akun media sosial miliknya. Dia memberikan kontak BB atau nomor telepon buat mereka yang beritikad baik. Ia menyebutkan kalau pembeli serius akan langsung mengontak. "Dari situ baru saya tampilkan batik- batik saya."

Survei Online Untung Berkat Bekerja Bersama

Profil Pengusaha Ryan Smith



Bisnis survei online itu mudah. Kamu tinggal mencari orang, lakukan survei, lalu menjual informasi tersebut ke para pemilik usaha besar. "Itu semuanya apa survei itu sendiri -itu merupakan wujud komponen analisis," jelasnya, Ryan Smith, CEO perusahaan paling menjanjikan di Amerika, Qualtrics.

Ia merupakan salah satu nama besar di bisnis survei online. Ryan sebenarnya mendirikan perusahaan sejak 2002, bersama sang ayah tapi tidak menemukan investor manapun selama dekade. Hingga Qualtrics lahir memanfaatkan booming era digital. Dimana perusahaan menghasilkan pendapatan sendiri senilai $50 juta.

Menurut cerita Ryan lewat Techcrunch. Dia mengatakan perjalanan panjang memodali sendiri lumayan asik. Ryan menceritakan bagaimana mereka datang ke pameran. Termasuk mencari tau bagaimana agar tidak ikut membayar masuk.

"Itu tertanam di DNA bahwa mereka sebenarnya menjalankan bisnis kuat," ujar Bryan Schreir dari Sequoia Capital. Dari sana melalui tekanan kuat, keterpaksaan (kepepet.red), mereka menjadi lebih kreatif dalam hal melihat kesempatan.

Termasuk memfokuskan diri dulu dibidang pendidikan. Selama tiga tahun, Qualtrics bertahan membangun diri bersama prospek bidang pendidikan. Bayangkan seorang Sarjana S3 mendatangi kamu, menjadi satu dari ribuan pelanggan selanjutnya, memintaan bantuan bagaimana mengadakan penelitian lewat survei.

Tidak mudah karena anak sekolahan selalui meminta upah. Mereka susah diajak kerja sama. Dimana ketika kamu mengadakan survei tradisional: Mereka akan fokus di tempat lain ketika pertanyaan pertama datang. Qualtrics memberikan aspek pemikiran tersebut, berpindah dari pendidikan menjual survei kepada pebisnis.

Survei sekolah


Mereka menjual kecil- kecilan. Sebagai perusahaan software apa yang mereka dapat kecil. Hanya saja, Ryan memiliki kepandaian dalam hal mengatur keuangan. Fakta kakak tertuanya, Jared, merupakan nama besar di teknologi -menjadi teknikal operator Google China- yang lantas ikut terjun bersama Ryan menjadi teknisi.

Lalu ayahnya merupakan profesor marketing di BYU's School of Business. Maka sang ayah, Sam Smith, jadi tumpuan Qualitrics masuk ke pendidikan. "Kami masuk ke Universitas bisnis dimanapun kami mau," jelas Ryan. Para mahasiswa marketing lantas membeli Qualtrics ketika mereka sudah diterima di perusahaan.

Salah satu klien yang bangga menggunakan software ini adalah JetBlue. Mereka kesulitan untuk mengukur opini konsumen soal penerbangan pribadi, dibanding sebagai perusahaan. Untuk inilah pendekatan online jadi krusial bagi Qualtrics mengangkat feedback dari penumpang JetBlue.

Bagaimana mengukur jam berapa penumpang berangkat ke Philadelphia, dimana selalu saja ada kesulitan ya karena banyak orang sibuk. Mereka selalu kepepet untuk mendapatkan kopi pagi. Maka perusahaan seperti JetBlue diharapkan mampu memberikan kopi gratis dan donat. Fleksibilita menjadi andalah dari software survei ini.

JetBlue sendiri pernah mengalami pengalaman buruk. Maka CEO JetBlue, Kyle Groff, kembali ke masa dia menggunakan software Qualtrics. Dia ingat betul menggunakan software familiar tersebut ketika lulu kuliah. Dan inilah kelebihan perusahaan yang telah membangun nama dari kecil.

Ryan sendiri mengaku permodalan panjang dibagi dua. Dia dan sang ayah, membagi keuangan sebanyak 50- 50, jadi keduanya lantas bekerja sama menjadi tim solid. Sebagai keluarga mereka memiliki visi sama akan software survei sekarang dan mendatang.

"Kamu harus seperti orang buta, makan apapun yang kamu bunuh (usahakan.red)," ujar Ryan.

Pertumbuhan pendapatan naik sejalan berbagai perbaikan. Qualtrics mengaku mengantongi 6.000 pengguna dan 550 pegawai bekerja bersama. Perusahaan asal Utah, Amerika Serikat ini, baru- baru saja membuka kantor di Dublin, menjadi yang selanjutnya dari kantor di Sydney, Seattle, dan Washington DC.

Dan Ryan menolak tawaran pembelian perusahaan senilai $500 juta, waktu itu, dia sudah berumur 33 tahun selama satu dekade menjalankan usaha tanpa bantuan investasi.

Kerja seimbang


Bagaimana menolak uang sebanyak itu?

Mungkin suatu saat, kamu akan menjadi pemilik sebuah perusahaan, dan ada orang yang berminat membeli perusahaan kamu. Maka Ryan Smith memberikan pencerahan bagaimana agar tetap bertahan bekerja tanpa berputus asa -jadilah seimbang antara kerja dan keluarga. Ia ingat bagaimana dia berkonsultasi bersama istri.

Jumlah segitu lebih banyak dibanding apa yang dihasilkan perusahaan. Lebih besar dibanding pendapatannya ketika itu menjalankan perusahaan. Dalam waktu 30 detik sebelum memutuskan, dia dan istri berbalik arah dan menolak menjual. Alasannya simple karena menganggap bisnis ini adalah bagian dari keluarga mereka.

Selama satu dekade mereka telah bekerja untuk perusahaan. Dia sudah nyaman menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga. Menjadi entrepreneur bukanlah masalah dalam keluarga mereka; sudah kebal soal masalah itu sendiri. Menjadi perusahaan prifat berarti semua modal merupakan hasil pembiayaan sendiri, ini susah sekali.

Satu keluarga sepakat membuat usaha Ryan tetap menjadi perusahaan keluarga. Itu tidak mudah menjadikan dia sukses di keluarga dan pekerjaan. Bagaimana dia tetap kompak dengan ayah dan saudara laki- lakinya. Ini bukan soal pendapatan minim mendadak kaya seketika; ini soal kerja bersama penuh kegembiraan.

Menjadi pengusaha sekaligus kepala keluarga sangat liar. Seperti pesawat yang bisa berubah arah seketika, ia harus mengetahui arah angin, maka dibutuhkan satu orang sebagai kemudi keluarga. Dan lainnya akan jadi bagian sistem pesawat. Kembali ke rumah dan menghabiskan weekend bersama anak, esoknya Ryan harus bersiap.

Ketika seseorang bertanya tentang tanggung jawabnya. Maka dia menjelaskan:

1. Seorang suami
2. Seorang ayah
3. Seorang anak laki- laki
4. CEO
5. Atasan
6. Saudara
7. Seorang cucu
8. Seorang teman

Dia mencatat jika dia membawa sang istri berkencan dan membawakan bunga banyak, menjadkan rasanya dia itu seperti suami baik. Dan jika dia mengajari putri kecilnya cara menaiki sepeda, dia menjadi sosok ayah yang lebih baik.

Berbeda dengan pengusaha yang hanya usaha, memiliki rencana masa depan tahunan adalah kelebihan. Tapi pengusaha sekaligus family man seperti dirinya butuh rencana mingguan. Dia mencatat semua hal bagaimana agar menjadi seimbang antara bisnis dan keluarga.

Pekerjaan mingguan Ryan adalah:

1. Sebagai suami -mengajak istri makan malam dan memberi bunga
2. Sebagai ayah -mengajar putrinya naik sepeda
3. Sebagai anak -mengunjungi orang tua. Menggabungkan poin 2 & 3

Ryan sadar bahwa orang akan berencana satu fase hidup. Tetapi dia memilih mebuat berbagai fase rencana jangka pendek. Karena menurutnya orang seperti -merencanakan saty fase hidup- akan jadi lupa langkahnya bagaimana mencapai tujuan utamanya, bahkan kalau sudah tercapai mereka bingun apa lagi selanjutnya.