Profil Pengusaha Rizki Adventus
Umur 18 tahun sudah sukses berbisnis sendiri. Cerita klasik tetapi langka karena sedikit pengusaha muda di Indonesia. Kisah kali ini, Rafael Rizki Adventus, pemuda kelahiran Jakarta, 4 September 1994, yang sudah berbisnis sejak kelas 2 SMP. Waktu itu dijelaskannya memulai dari berbisnis network marketing.
Hingga kelas 3 SMP kesempatan mendatangi Rizki. Bisnis sebenarnya itu datang ketika sekolahnya butuh kostum basket dan futsal. Kebetulah ia salah satu pemain utama dalam tim olah raga sekolah. Suntikan aneka motivasi entrepreneurship memberika keberanian melangkah.
Mantap, dia menawarkan diri agar menjadi suplier perlengkapan olah raga. Fokus bisnis waktu itu memenuhi aneka kebutuhan akan pakaian olahraga, macam jersey, jaket, kaos basket ataupun futsal. Modal uang dia tidak pikirkan langsung tancap gas.
Rizki sendiri terlahir dari keluarga kurang mampu. Dia hobi bermain basket, futsal, ataupun olah raga pada umumnya. Dibanding teman sekolah, bisa dibilang mereka lebih berkemampuan secara finansial. Sukses bagi dia menyenangkan orang tua melihat Rizki sukses.
"...saya harus sukses," jelas Rizki kepada Merdeka.
Merek Motion dijadikan sandaran berbisnis modal pas- pasan. Niat dijadikan langkah pertama Rizki. Maka soal modal uang pun dapat diakali dia.
Kerja sama
Rizki bersekolah di SMPK Sang Timur Tomang. Disekitarnya hidup anak sebaya yang lebih berkecukupan. Ia sendiri sosok mandiri sejak kecil. Keberadaan lingkungan berbeda mendorong Rizki kreatif. Alasannya ia ingin "mengikuti" gaya mereka. Meski begitu faktanya secara ekonomi sama sekali tidak mendukung.
Agar mampu, maka dia berpikir keras mencari kesempatan lain. Rizki mulai mencoba berbisnis aksesoris ponsel. Ia lantas menjual produk kesehatan milik MLM. Bekerja keras dia mampu mencapai Top Seller di penjualan gelang kesehatan.
Bayangkan dia mampu menjual 49 gelang kurang dari satu bulan. Omzet Rp.7.350.000 dihasilkan anak bau kencur yang bahkan belum 17 tahun. Untung dia dapat bersih yaitu Rp.2.2.70.000, mendapat uang banyak mendorong Rizki ingin menjadi pengusaha sukses. Rekor penjualannya kembali ketika ia menjual pembalut wanita.
Tempo cepat ia mampu menjual 3 boks pembalut wanita cukup 45 menit setelah pembelian pertama. Lebih jelasnya produk dikeluarkan sore di malam hari sudah terjual 3 boks dalam 45 menit. Alhasil dia mendapat nama diantara pelaku usaha network marketing tersebut.
Sukses MLM justru memberikan efek negatif. Terutama bagi orang disekitar lingkungannya. Ia dilihat seperti menjual produk tidak bermutu. Rasa putus asa kala itu sama sekali tidak berasa. Rizki malah terus terobsesi memiliki usaha lebih.
Berbisnis MLM tidak lagi memuaskan hasrat. Bagianya pola pikir pemilik usaha menjadi obsesi. Dia ingin mempunya usaha sendiri. Mengendalikan perusahaan sendiri langsung tanpa perantara. Bersangkutan hobi Rizki ialah olah raga maka bisnisnya tidak jauh.
Ia mencari jalan bagaimana menjadi pengusaha muda. Ide membuat kostum futsal tidak mudah. Awal sekali ia merasakan betul sukar masuk ke bidang garmen. Tidak memiliki pengalaman, Rizki sempat putus asa buat mendekati pemilik garmen usaha. Sempat berpikir berhenti menggeluti usaha yang tengah diincar tersebut.
"Itu hal biasa, yang penting kita komitmen, fokus dan konsisten," jelasnya. Komitmen bermimpi menjadi satu pemilik usaha. Fokus kepada masa depan termasuk menentukan langkah apa. Penuh percaya diri datanglah Rizki ke salah satu tempat produksi.
Dengan penuh percaya diri diajukan proposal kerja sama. Memulai bisnis bernama Motion Sport seorang diri tanpa bantuan. Pemasaran memanfaatkan teknologi meliputi Facebook, Twitter, dan Kaskus. Cara lain ialah menjadi bagian dari aneka kegiatan olah raga.
Motion masuk ke kompetisi olahraga, mulai dari level terendah SD, SMP, SMA/SMK, hingga Universitas. Ia akhirnya berhasil mencetak angka Rp.100 juta pada September 2012. Anak kedua dari tiga bersaudara ini tidak mau sukses sendiri. Ia mengajak tiga temannya masuk menjadi bagian Motion Sport.
www.motionsportindonesia.com
Agar mampu, maka dia berpikir keras mencari kesempatan lain. Rizki mulai mencoba berbisnis aksesoris ponsel. Ia lantas menjual produk kesehatan milik MLM. Bekerja keras dia mampu mencapai Top Seller di penjualan gelang kesehatan.
Bayangkan dia mampu menjual 49 gelang kurang dari satu bulan. Omzet Rp.7.350.000 dihasilkan anak bau kencur yang bahkan belum 17 tahun. Untung dia dapat bersih yaitu Rp.2.2.70.000, mendapat uang banyak mendorong Rizki ingin menjadi pengusaha sukses. Rekor penjualannya kembali ketika ia menjual pembalut wanita.
Tempo cepat ia mampu menjual 3 boks pembalut wanita cukup 45 menit setelah pembelian pertama. Lebih jelasnya produk dikeluarkan sore di malam hari sudah terjual 3 boks dalam 45 menit. Alhasil dia mendapat nama diantara pelaku usaha network marketing tersebut.
Sukses MLM justru memberikan efek negatif. Terutama bagi orang disekitar lingkungannya. Ia dilihat seperti menjual produk tidak bermutu. Rasa putus asa kala itu sama sekali tidak berasa. Rizki malah terus terobsesi memiliki usaha lebih.
Berbisnis MLM tidak lagi memuaskan hasrat. Bagianya pola pikir pemilik usaha menjadi obsesi. Dia ingin mempunya usaha sendiri. Mengendalikan perusahaan sendiri langsung tanpa perantara. Bersangkutan hobi Rizki ialah olah raga maka bisnisnya tidak jauh.
Ia mencari jalan bagaimana menjadi pengusaha muda. Ide membuat kostum futsal tidak mudah. Awal sekali ia merasakan betul sukar masuk ke bidang garmen. Tidak memiliki pengalaman, Rizki sempat putus asa buat mendekati pemilik garmen usaha. Sempat berpikir berhenti menggeluti usaha yang tengah diincar tersebut.
"Itu hal biasa, yang penting kita komitmen, fokus dan konsisten," jelasnya. Komitmen bermimpi menjadi satu pemilik usaha. Fokus kepada masa depan termasuk menentukan langkah apa. Penuh percaya diri datanglah Rizki ke salah satu tempat produksi.
Dengan penuh percaya diri diajukan proposal kerja sama. Memulai bisnis bernama Motion Sport seorang diri tanpa bantuan. Pemasaran memanfaatkan teknologi meliputi Facebook, Twitter, dan Kaskus. Cara lain ialah menjadi bagian dari aneka kegiatan olah raga.
Motion masuk ke kompetisi olahraga, mulai dari level terendah SD, SMP, SMA/SMK, hingga Universitas. Ia akhirnya berhasil mencetak angka Rp.100 juta pada September 2012. Anak kedua dari tiga bersaudara ini tidak mau sukses sendiri. Ia mengajak tiga temannya masuk menjadi bagian Motion Sport.
www.motionsportindonesia.com
Post Comment
0 komentar:
Posting Komentar