Jualan Rendang Jengkol Ramadhan Makin Menguntungkan

Profil Pengusaha Margaretha Chrisna Sari 


 
Tidak mudah bagi Margaretha Chrisna Sari berbisnis. Pengalamannya berjualan fasion online panjang tidak sampai membuat sukses. Hingga dia memutuskan banting stir menjadi pengusaha rendang. Namanya dikenal sebagai pemilik rendang Den Lapeh. Kisah Erita perlu kamu tau dimulai dari hobi berjualan pakaian online.

Moment Lebaran memang menguntungkan. Mangkanya dia memilih berbisnis pakaian. Kan ketika Idul Fitri permintaan pakaian naik tinggi. Dia bercerita pengalaman berbisnis online. Masa panen bagi penjual online tetapi kendala tentu besar. Salah satunya bagaimana agar tidak kwalahan menyetok pakaian buat dijual nanti.

Kalender panen usaha menjadi solusi. Erita menjelaskan fungsinya yaitu bagaimana merencanakan matang penjualan khusus di Idul Fitri. Semacam "to do list" mengani hal apa dibutuhkan pengusaha. Dia sendiri biasa membuat dan menerapkan sistem empat tahap:

Tahap pertama, empat bulan sebelum Lebaran, menyiapkan modal buat membeli barang dan juga mulai aktif mengamati trend pasar. Sumber modal buat kamu pengusaha musiman. Cobalah untuk menjual aset ataupun menggadai, menawarkan investasi ke investor, atau juga meminjam ke keluarga buat dipakai dulu.

Bagaimana mencari tau produk yang sedang trend. Ia menyarankan datang ke supermarket atau pasar. Aktif lah mengamati produk ditawarkan. Kalau Erita, dia lebih memilih berkunjung ke Tanah Abang, menjadi satu sumber inspirasi mencari barang.

Erita menyarankan sekaligus membeli barang. Pada tahap kedua, pastikan bahwa sudah aktif kumpulkan barang disimpan sebagai persediaan. Ia mengingatkan biasanya produk fasion akan diborong dari suplier, setidaknya 3 bulan sebelum Ramadhan. Ingat persediaan banyak akan meningkatkan pendapatan kamu.

Beda jualan makanan, kalau jualan produk fasion, kamu bisa menyimpan produk kamu dulu. Kalau tidak laku kamu bisa menyimpan dijual tahun depan. Ia mengingatkan juga jangan salah membeli barang. Jangan salah memilih barang untuk dijual. Pastikan barang kamu jual mengikuti trend dan berkualitas bagus.

Tahap ketiga kamu mengevaluasi stok dua bulan sebelum Ramadhan. Biasanya konsumen pada 2 bulan awal sudah mencari barang. Maka omzet kamu harusnya sudah meningkat berangsur. Jika persediaan meningkat dan dirasa stok tidak mencukupi, baiknya kamu bisa tambah.

Mangget konsinyasi atau mencari suplier tambahan. Carilah alternatif sedini mungkin mengatasi masalah. Dia lalu melanjutkan tahap terakhir. Yakni sebulan sebelum Ramadhan, baiknya pengusaha makin rajin dalam hal mengawasi stok. Pengusaha harus tanggap jika persediaan mulai menipis.

Ia mengingatkan mengambil stok baru berarti barang tidak laku. Ingatlah memastikan bahwa produknya masih bagus. Erita menambahkan agar bisa makin laris: Bukalah toko lebih awal dan tutup lebih akhir. Atau memberikan diskon atau menggelar event khusus.

Pastikan produk dijual habis bagaimanapun usahanya. Kalau masa panen selesai, pengusaha seperti kita bisa meraup omzet berlipat dibanding hari biasa. Kalau sudah kumpul uang perhatikan tiga langkah bijak soal modal berikut: 30% dibelikan aset tetap, 60% gunakan sebagai modal, dan 10% barulah dinikmati sendiri.

Dimulai dua tahun belakangan, pengusaha berhijab ini memang memiliki hobi jualan. Tidak salah jika tiba- tiba dia balik arah ke bisnis rendang. Dia berkisah bahwa bisnis rendang terinspirasi Lebaran. Soal resep dia dapat dari nenek dan yakin akan rasanya mampu menarik perhatian.

"Saya pasarkan melalui online shop saja," dia lanjutkan. Walaupun dia membuat manual penghasilan mampu mencapai diharapkan. Kalau masuk bulan puasa maka permintaan meningkat tajam.

Tidak cuma menjual daging tetapi termasuk menjual jengkol. Erita mengolah tidak cuma jengkol, termasuk daging ayam, paru, apapun yang dapat dia buat menjadi rendang.Paling digemari rendang daging sapi disusul rendang paru. Kemudian disusul adalah rendang jengkol dan rendang ayam.

Bulan Ramadhan, dia dibantu tiga karyawan mampu memproduksi 500 pak. Rendang siap saja yang diberinya nama Rendang Den Lapeh. Rendang siap saji dijual 175gram dan 350gram. Dijual Rp.45 ribu sampai Rp.89 ribu.

Penjualan menurut warga Cibinong ini sudah sampai ke Papua. Dia juga pernah mengirim sampai ke negara Inggris, Korea Selatan, Balanda. Biasanya orang asing sukanya rendang daging. Kalau orang Belanda punya ke khususan ke jengkol. Bahkan rendang bikinannya sampai ke Gunung Mount Everest, Himalaya, Nepal.

Kisahnya ada pembeli yang membeli dan ternyata dibawa ke sana. Memang rendang terkenal awet begitu juga rendang miliknya kuat selama sebulan. Prosesnya tidak sederhana juga. Proses penggilingan bumbu dan santan menghabiskan sembilan jam. Kemudian dikemas mesin vakum agar tahan lama tanpa pengawet.

Waktu Ramadhan sampai Lebaran, dia kebanjiran orderan rendang. Omzetnya mencapai Rp.100 juta loh. Ia manambahkan bahkan Walikota Depok, Idris Abdul Shomad, menikmati rendang bikinan Erita terutama rasa pedasnya.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Biografi-tokohpenemu.blogspot.com

Post Comment

0 komentar:

Posting Komentar