Profil Pengusaha Dara Setyohadi
Muda dan cantik serta memiliki jiwa seni tinggi. Dara Setyohadi memiliki banyak prestasi. Didukung oleh kreatiftas membawa gadis kelahiran 18 September 1988 ini, memiliki kerajaan bisnis sendiri. Dari bisnis Hyde Restaurant & Bar, Maison Ten- Ichi, ARDS Studio, Gaia Tea & Cakes, dan Y&D Stylist Dinnerware.
Untuk bisnis terakhirnya yakni Y&D Stylist Dinnerware memang berbeda. Dia berkolaborasi dengan sang mama, Yulie Nasution Grillion, istri duta besar Paraguay untuk Indonesia. Perempuan cantik anggun bernama lengkap Adindara Jelita Setyohadi ini fokus di bidang interior dan arsitektur.
"Mama bilang, kalau aku udah suka seni sejak kecil," lanjutnya. Sejak TK pun, Dara sudah dikenal jagonya menggambar. Masuk SMA tahun 2006, memilih melanjutkan kuliah ke jurusan seni interior dan arsitektur di Lasalle Collage of the Arts Singapore. Dan tahun 2012 ia sudah menyandang gelar S2 untuk jurusan sama.
Sudah lulus kuliah tinggal bekerja. Dara seharusnya mudah mendapat pekerjaan. Ibu Dara dikenal memiliki perusahaan sendiri. Namun, dia memilih mandiri, wanita yang suka main piano ini memilih bekerja di galeri seni selama dua tahun di Singapore.
Di Indonesia, dia memilih bekerja menjadi pegawai di perusahaan interior. Selama enam bulan, kemudian ia mendapatkan proyek sendiri berbekal pengalaman dan kecerdasan. Kreatifitas mendorong dia membuka satu usaha yang sama dengan milik mama.
Selain bekerja Dara dikenal sebagai pemain piano. Tidak sekedar hobi tetapi dilanjutkan mengikuti aneka kejuaraan. Dia mendapatkan nilai tertinggi buat konser piano Yamaha tahun 2000, 2002, 2004, dan 2005.
Dia tidak suka bekerja sendiri. Ia mengajak teman mengerjakan proyek. Termasuk bekerja sama dengan mama sendiri. "Aku banyak belajar bisnis dari mama, jadi kenapa aku enggak coba berpatner sama mama," jelasnya.
Karena passion mereka sama di bidang desain painting. Jadilah bisnis bernama Y&D Stylist Dinnerware, membuat desain buat tempat teh, kopi, atau perlengakapan makan ekslusip. Mereka pun memecahkan satu rekor MURI yakni "Kolaborasi Pertama di Indonesia Antara Ibu & Anak di Atas Porceline", sebuah karya seni.
Selain bisnis Y&D Stylist Dinnerware, dia bersama beberapa teman membuka usaha bernama Hyde. Yang mana menjadi tempat nongkrong keren menyalurkan kreatifitas.
Untuk bisnis kuliner sendiri Dara mengaku cukup kesulitan. Sudah berdiri sejak 2013 silam dimana banyak orang bergabung. Banyak karakter bercampur layaknya bumbu. Komplain sudah menjadi biasa, yang dapat dia lakukan cuma merubahnya menjadi bumbu memperbaiki kualitas pelayanan.
"Kadang bisa menimbulkan stress, tetapi ketika itu berhasil menjadi kepuasaan tersendiri," ujarnya merujuk kepada bisnis Hyde Restaurant and Bar.
Menjadi pemilik usaha maka lingkungan dibuatnya senyaman mungkin. Bukan cuma buat dirinya tetapi juga bagi karyawan. Wanita penggemar lukis ini sangat memperhatikan kesejahteraan mereka. Baginya mereka merupakan pilar bisnis mereka sejak dirintis.
Dara cuma mau apa adanya. Harus fleksibel soal bagaimana memanajeri karyawan. Ia melanjutkan bahwa ini merupakan bisns kreatif tidak bisa saklek. Dia harus memiliki komunikasi dua arah.
Selain dua bisnis diatas juga ada Yulindra Gallery. Menampilkan hasil painting dia keseluruhan. Salah satu proyek terbaik Dara adalah melukis tas Harmez bersama mama. Dia sendiri diminta langsung oleh rumah mode Lotuz bersama @hunt_street. Tujuan awal proyek tas Harmez ini sendiri adalah untuk acara lelang amal.
Bukan perkara mudah lantaran medianya kulit. Apalagi kulitnya hitam tidak mudah menempelkan warna. Dia kemudian mempostingkan itu ke Instagram. Alhasil selepas acara Dara mendapatkan banyak orderan. Dia sendiri tidak dapat menolak karena mereka orang dekat.
Keduanya benar mengambil rasiko. Bayangkan tas Harmez harganya mencapai ratusan juta. Soal melukis di kulit keduanya sempat berlatih dulu.
Yuli, sang mama, dan Dara sudah dikenal sukses melukis porselin. Dimana kita tau mereka melukis di atas media keramik. Bedanya sekarang, mereka melukis di atas Hermes Birkin, yang mana itu merupakan wujud dari kelas pemiliknya. Harga tas ratusan juta sempat membuat keduanya nerves buat melanjutkan melukis.
Disisi lain, Dara bersemangat apalagi 100 persen hasil lelang akan disumbangkan ke Sampoerna Foundation, yang mana akan digunakan buat anak- anak Indonesia. Dia bersemangat karena belum pernah melukis seperti ini sebelumnya. "...saya cukup puas dengan hasilnya. Semoga banyak yang suka," tutur Dara.
Mereka melukis bunga tulip, mawar, dan jasmin, yang warnanya menonjol dan memiliki gradasi sempurna dengan latar belakang kulit hitam. Harga lelang di Gala Fashion Show tanggal 22 Maret 2016 mencapai nilai Rp.260 juta atau dua kali lipat dari harga sebenarnya.
Pengusaha cantik ini mengendalkan jiwa seni tinggi. Yuliandra Gallery memajang peralatan makan dengan seni lukis diatas. Produknya memang bertaruh pada nilai artistik. Yuliandra memproduksi berdasarkan tema, sebut saja bunga tulip atau Blooming Blossom, lalu ada tema bunga jasmin.
Dia bekerja sebagai Painting Artist dan Art Director di usaha sang mama ini. Dia bertanggung jawab atas hal desain buatan tangan. Inilah kenapa terlihat ekslusip diburu kolektor. Bahan baku juga dibuat khusus jadilah ini tidak cuma melukis diatas benda.
Sebut saja Yuliandra pernah menerbitkan koleksi ke- 3 menggunakan bahan bone china. Peralatan makan ini disebutkan Dara menggunakan teman jasmin. Tidak cuma mendesain ataupun dilukiskan. Dara dan usahanya juga memberikan kesempatan buat menatakan ruang pembeli. Tujuannya agar selaras dengan dinnerware karyanya.
Bone china merupakan sebutan bahan. Katanya lebih baik dibanding keramik ataupun porselin. Bahan yang ringan tetapi tidak mudah pecah -jika tidak dibanting. Harga per- set dinnerware naik sampai Rp.1.500.000 per- set. Butuh waktu 4- 5 bulan untuk membuat satu setnya. Sedangkan porselin dibutuhkan 2- 3 bulanan.
Agar pembeli lebih tertarik ada kekhususan. Dia mengaku per- tema cuma akan dibuat tidak lebih dari 1.000 buah. Sebagai pengusaha muda, tidak sekedar khusus orang tertentu, dia memiliki hasrat agar lebih banyak orang memakai. Itulah ada lini ke dua, satu usaha fokus memproduksi besar- besaran buat masyarakat.
Meski berarti bersaing dengan produsen masif peralatan makan umum, tidak takut Dara buat hadapinya. Dia yakin karya miliknya cocok buat mereka pecinta seni. Dia fokus di barang yang tidak ada duanya di pasaran. Berkat visi dan ambisinya mulai banyak pihak hotel dan restoran tertarik akan karya Dara, mulai piring,cangkir teh dan kopi.
"Mama bilang, kalau aku udah suka seni sejak kecil," lanjutnya. Sejak TK pun, Dara sudah dikenal jagonya menggambar. Masuk SMA tahun 2006, memilih melanjutkan kuliah ke jurusan seni interior dan arsitektur di Lasalle Collage of the Arts Singapore. Dan tahun 2012 ia sudah menyandang gelar S2 untuk jurusan sama.
Sudah lulus kuliah tinggal bekerja. Dara seharusnya mudah mendapat pekerjaan. Ibu Dara dikenal memiliki perusahaan sendiri. Namun, dia memilih mandiri, wanita yang suka main piano ini memilih bekerja di galeri seni selama dua tahun di Singapore.
Di Indonesia, dia memilih bekerja menjadi pegawai di perusahaan interior. Selama enam bulan, kemudian ia mendapatkan proyek sendiri berbekal pengalaman dan kecerdasan. Kreatifitas mendorong dia membuka satu usaha yang sama dengan milik mama.
Selain bekerja Dara dikenal sebagai pemain piano. Tidak sekedar hobi tetapi dilanjutkan mengikuti aneka kejuaraan. Dia mendapatkan nilai tertinggi buat konser piano Yamaha tahun 2000, 2002, 2004, dan 2005.
Bisnis bersama
Dia tidak suka bekerja sendiri. Ia mengajak teman mengerjakan proyek. Termasuk bekerja sama dengan mama sendiri. "Aku banyak belajar bisnis dari mama, jadi kenapa aku enggak coba berpatner sama mama," jelasnya.
Karena passion mereka sama di bidang desain painting. Jadilah bisnis bernama Y&D Stylist Dinnerware, membuat desain buat tempat teh, kopi, atau perlengakapan makan ekslusip. Mereka pun memecahkan satu rekor MURI yakni "Kolaborasi Pertama di Indonesia Antara Ibu & Anak di Atas Porceline", sebuah karya seni.
Selain bisnis Y&D Stylist Dinnerware, dia bersama beberapa teman membuka usaha bernama Hyde. Yang mana menjadi tempat nongkrong keren menyalurkan kreatifitas.
Untuk bisnis kuliner sendiri Dara mengaku cukup kesulitan. Sudah berdiri sejak 2013 silam dimana banyak orang bergabung. Banyak karakter bercampur layaknya bumbu. Komplain sudah menjadi biasa, yang dapat dia lakukan cuma merubahnya menjadi bumbu memperbaiki kualitas pelayanan.
"Kadang bisa menimbulkan stress, tetapi ketika itu berhasil menjadi kepuasaan tersendiri," ujarnya merujuk kepada bisnis Hyde Restaurant and Bar.
Menjadi pemilik usaha maka lingkungan dibuatnya senyaman mungkin. Bukan cuma buat dirinya tetapi juga bagi karyawan. Wanita penggemar lukis ini sangat memperhatikan kesejahteraan mereka. Baginya mereka merupakan pilar bisnis mereka sejak dirintis.
Dara cuma mau apa adanya. Harus fleksibel soal bagaimana memanajeri karyawan. Ia melanjutkan bahwa ini merupakan bisns kreatif tidak bisa saklek. Dia harus memiliki komunikasi dua arah.
Selain dua bisnis diatas juga ada Yulindra Gallery. Menampilkan hasil painting dia keseluruhan. Salah satu proyek terbaik Dara adalah melukis tas Harmez bersama mama. Dia sendiri diminta langsung oleh rumah mode Lotuz bersama @hunt_street. Tujuan awal proyek tas Harmez ini sendiri adalah untuk acara lelang amal.
Bukan perkara mudah lantaran medianya kulit. Apalagi kulitnya hitam tidak mudah menempelkan warna. Dia kemudian mempostingkan itu ke Instagram. Alhasil selepas acara Dara mendapatkan banyak orderan. Dia sendiri tidak dapat menolak karena mereka orang dekat.
Keduanya benar mengambil rasiko. Bayangkan tas Harmez harganya mencapai ratusan juta. Soal melukis di kulit keduanya sempat berlatih dulu.
Bisnis ekonomi kreatif
Yuli, sang mama, dan Dara sudah dikenal sukses melukis porselin. Dimana kita tau mereka melukis di atas media keramik. Bedanya sekarang, mereka melukis di atas Hermes Birkin, yang mana itu merupakan wujud dari kelas pemiliknya. Harga tas ratusan juta sempat membuat keduanya nerves buat melanjutkan melukis.
Disisi lain, Dara bersemangat apalagi 100 persen hasil lelang akan disumbangkan ke Sampoerna Foundation, yang mana akan digunakan buat anak- anak Indonesia. Dia bersemangat karena belum pernah melukis seperti ini sebelumnya. "...saya cukup puas dengan hasilnya. Semoga banyak yang suka," tutur Dara.
Mereka melukis bunga tulip, mawar, dan jasmin, yang warnanya menonjol dan memiliki gradasi sempurna dengan latar belakang kulit hitam. Harga lelang di Gala Fashion Show tanggal 22 Maret 2016 mencapai nilai Rp.260 juta atau dua kali lipat dari harga sebenarnya.
Pengusaha cantik ini mengendalkan jiwa seni tinggi. Yuliandra Gallery memajang peralatan makan dengan seni lukis diatas. Produknya memang bertaruh pada nilai artistik. Yuliandra memproduksi berdasarkan tema, sebut saja bunga tulip atau Blooming Blossom, lalu ada tema bunga jasmin.
Dia bekerja sebagai Painting Artist dan Art Director di usaha sang mama ini. Dia bertanggung jawab atas hal desain buatan tangan. Inilah kenapa terlihat ekslusip diburu kolektor. Bahan baku juga dibuat khusus jadilah ini tidak cuma melukis diatas benda.
Sebut saja Yuliandra pernah menerbitkan koleksi ke- 3 menggunakan bahan bone china. Peralatan makan ini disebutkan Dara menggunakan teman jasmin. Tidak cuma mendesain ataupun dilukiskan. Dara dan usahanya juga memberikan kesempatan buat menatakan ruang pembeli. Tujuannya agar selaras dengan dinnerware karyanya.
Bone china merupakan sebutan bahan. Katanya lebih baik dibanding keramik ataupun porselin. Bahan yang ringan tetapi tidak mudah pecah -jika tidak dibanting. Harga per- set dinnerware naik sampai Rp.1.500.000 per- set. Butuh waktu 4- 5 bulan untuk membuat satu setnya. Sedangkan porselin dibutuhkan 2- 3 bulanan.
Agar pembeli lebih tertarik ada kekhususan. Dia mengaku per- tema cuma akan dibuat tidak lebih dari 1.000 buah. Sebagai pengusaha muda, tidak sekedar khusus orang tertentu, dia memiliki hasrat agar lebih banyak orang memakai. Itulah ada lini ke dua, satu usaha fokus memproduksi besar- besaran buat masyarakat.
Meski berarti bersaing dengan produsen masif peralatan makan umum, tidak takut Dara buat hadapinya. Dia yakin karya miliknya cocok buat mereka pecinta seni. Dia fokus di barang yang tidak ada duanya di pasaran. Berkat visi dan ambisinya mulai banyak pihak hotel dan restoran tertarik akan karya Dara, mulai piring,cangkir teh dan kopi.
Post Comment
0 komentar:
Posting Komentar