Profil Pengusaha Ikan Tuna
Mengolah aneka ikan menjadi abon memang enak. Ialah Nurul Indah Khasanah, warga Sleman- Yogyakarta yang sukses mengolah tuna menjadi abon. Lantaran suami asal Palembang mau tidak mau Indah mengolah ikan tuna menjadi aneka sajian. Termasuk mengolahnya menjadi sambel lingkung atau abon.
Ia mempelajari aneka olahan ikan. Dibuka sejak 2007 silam, usaha ini terbilang melajut pesat, dibantu suami memulai semuanya dari nol. Sebelum menjual ke khalayak ramai, Indah mencoba kegemarannya memasak lewat lidah tetangga, saudara, siapapun diluar sana.
"Awalnya saya tawarkan ke saudara, tetangga, teman," tutur Indah.
Menyeriusi bisnis abon tuna tidak sedikit modal dikeluarkan oleh Indah. Total 20 juta rupiah dikeluarkan untuk memulai usaha Khansa Food. Mulai dari pengemasan abon modern, penyantuman lebel, pendaftaran ijin usaha dilalui. Dua tahun berjalan omzet usahanya mencapai Rp.90 juta per- bulan.
Marketing luar kota
Uniknya dia tidak menjual abon tuna ke Palembang. Padahal tentu orang disana sudah tidak asing dengan olahan seperti itu. Tetapi justru disanalah rahasia sukses Indah memasarkan. Ijin diberikan oleh pemerintah daerah Sleman, Yogyakarta.
Pertama kali jualan produknya tidak disambut. Dia menyebut alasan utama terlalu mahal. Bagaimana tidak ia menjual seharga Rp.12.000- Rp.20.000 cuma dapat 100 gram. Selain itu olahan ikan masih asing di lidah masyarakat Yogyakarta.
Butuh waktu enam bulan sampai nama Abon Tuna Khansa Food dikenal. Sampai pemasaran masuk ke 35 supermarket. Pemasaran lain melalui toko online tidak terbatas di Yogyakarta. Indah juga mengerahkan 23 agen buat memasarkan produknya. Dia menjual sampai ke Jakarta, Bali, Malang, Padang, Kalimantan, dan Singapura.
Awal dia mengerjakan secara manual seperti orang memasak biasa. Lalu semakin besar permintaan maka ia mendapatkan dukungan empat buah mesin pengolah. Seharian Khansa Food mampu mengolah 30- 90 kg abon dikerjakan oleh empat pegawai.
Pertumbuhan bisnis abon ikan tuna menjanjikan. Ia bahkan sudah berproduksi sampai 800 kg. Untuk itu ia membutuhkan tidak kurang 50 kg daging tuna. Indah mendapatkan ikan tersebut dari pemasok asal Sadeng, Gunung Kidul, ataupun bahkan dari Bali. Jenis tuna diolah ialah ikan tuna sirip putih dan juga ikan tuna sirip kuning.
Setiap ikan juga dibatasi cuma yang beratnya diatas 50 kg. Alasannya kalau dibawah itu maka akan mudah jadi hancur karena serat daging kecil. Alumni Universitas Teknik Merdeka, 1998 ini, menyebutkan proses tersebut bisa dibilang mudah.
Cara membuat abon ikan tuna: Pertamanya suwiran ikan tuna direbus sampai lunak dulu. Lalu ditiriskan kemudian dimasukan ke alat penghancur ikan. Sampai ikan lembut selepas itu digoreng bersamaan bumbu serta santan sampai mengering dan diabon. Sudah kering barulah dimasukan dalam kemasan sendiri sesuai takaran.
Wanita kelahiran 1972 ini menyebut nama abon ya sambel lingkung. Karena dia orang Sleman, maka soal cita rasa menyesuaikan rasa lokal. Abon ikan tuna Palembang bercita rasa Sleman. Cita rasa yang disajikan rasa asin dan pedas, tidak ada manis karena menurut mantan pegawai properti ini, orang tidak terlalu suka.
Untuk semakin menambah cakupan pembeli, Indah juga mendatangi aneka ruang promosi, termasuk datang ke Pekan Raya Jakarta 2009 silam. Hasilnya laris manis selama 16 hari menghasilkan 1 juta per- hari. Indah juga mendapatkan tawaran agensi. Melihat peluang semakin besar maka Indah mengeluarkan modal lebih.
"Doakan saja semakin maju," ujar Indah.
Sukses Khansa Food merambah aneka olahan lain. Tidak cuma olahan ikan tuna dijadikan abon, Indah lalu menambahkan aneka nuget, bakso, otak- otak. Indah menegaskan bahwa produk olahan dari Khansa Food tanpa bahan pengawet. Perusahaan menggunakan aneka rempah- rempah khas nusantara.
"Saya tidak bisa sebutkan apa saja rempah- rempahnya karena rahasia perusahaan," jelas Sarjana Arsitektur ini.
Alasan kenapa memilih ikan tuna karena kulit tebal. Mengandung Omega 3 dan Omega 6 berkhasiat buat memperkecil resiko jantung dan meningkatkan kecerdasan. Alasan lain ikan tenggiri terlalu mahal, ikan gabus terlalu banyak duri, lalu ikan marlin sulit didapat. Mimpi selanjutnya ialah memperluas jaringan sampai luar negeri.
Butuh waktu enam bulan sampai nama Abon Tuna Khansa Food dikenal. Sampai pemasaran masuk ke 35 supermarket. Pemasaran lain melalui toko online tidak terbatas di Yogyakarta. Indah juga mengerahkan 23 agen buat memasarkan produknya. Dia menjual sampai ke Jakarta, Bali, Malang, Padang, Kalimantan, dan Singapura.
Awal dia mengerjakan secara manual seperti orang memasak biasa. Lalu semakin besar permintaan maka ia mendapatkan dukungan empat buah mesin pengolah. Seharian Khansa Food mampu mengolah 30- 90 kg abon dikerjakan oleh empat pegawai.
Pertumbuhan bisnis abon ikan tuna menjanjikan. Ia bahkan sudah berproduksi sampai 800 kg. Untuk itu ia membutuhkan tidak kurang 50 kg daging tuna. Indah mendapatkan ikan tersebut dari pemasok asal Sadeng, Gunung Kidul, ataupun bahkan dari Bali. Jenis tuna diolah ialah ikan tuna sirip putih dan juga ikan tuna sirip kuning.
Setiap ikan juga dibatasi cuma yang beratnya diatas 50 kg. Alasannya kalau dibawah itu maka akan mudah jadi hancur karena serat daging kecil. Alumni Universitas Teknik Merdeka, 1998 ini, menyebutkan proses tersebut bisa dibilang mudah.
Cara membuat abon ikan tuna: Pertamanya suwiran ikan tuna direbus sampai lunak dulu. Lalu ditiriskan kemudian dimasukan ke alat penghancur ikan. Sampai ikan lembut selepas itu digoreng bersamaan bumbu serta santan sampai mengering dan diabon. Sudah kering barulah dimasukan dalam kemasan sendiri sesuai takaran.
Wanita kelahiran 1972 ini menyebut nama abon ya sambel lingkung. Karena dia orang Sleman, maka soal cita rasa menyesuaikan rasa lokal. Abon ikan tuna Palembang bercita rasa Sleman. Cita rasa yang disajikan rasa asin dan pedas, tidak ada manis karena menurut mantan pegawai properti ini, orang tidak terlalu suka.
Untuk semakin menambah cakupan pembeli, Indah juga mendatangi aneka ruang promosi, termasuk datang ke Pekan Raya Jakarta 2009 silam. Hasilnya laris manis selama 16 hari menghasilkan 1 juta per- hari. Indah juga mendapatkan tawaran agensi. Melihat peluang semakin besar maka Indah mengeluarkan modal lebih.
"Doakan saja semakin maju," ujar Indah.
Sukses Khansa Food merambah aneka olahan lain. Tidak cuma olahan ikan tuna dijadikan abon, Indah lalu menambahkan aneka nuget, bakso, otak- otak. Indah menegaskan bahwa produk olahan dari Khansa Food tanpa bahan pengawet. Perusahaan menggunakan aneka rempah- rempah khas nusantara.
"Saya tidak bisa sebutkan apa saja rempah- rempahnya karena rahasia perusahaan," jelas Sarjana Arsitektur ini.
Alasan kenapa memilih ikan tuna karena kulit tebal. Mengandung Omega 3 dan Omega 6 berkhasiat buat memperkecil resiko jantung dan meningkatkan kecerdasan. Alasan lain ikan tenggiri terlalu mahal, ikan gabus terlalu banyak duri, lalu ikan marlin sulit didapat. Mimpi selanjutnya ialah memperluas jaringan sampai luar negeri.
Post Comment
0 komentar:
Posting Komentar